Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Selain berakar dalam tradisi budaya sejarah bangsa, keris juga berperan sebagai jati diri Suku Sasak Lombok. Keris tetap dilestarikan dalam keperluan acara adat, ritual budaya hajatan keluarga maupun sebagai cenderamata atau hadiah.
Sajim menjelaskan setiap tahunnya pada Bulan Muharam, keris mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat Sasak di Lombok. Keris dan benda-benda pusaka lainnya dimandikan dan ditempatkan pada tempat yang cukup tinggi dengan salah satu ritual yang disebut "Mandian Keris".
"Ritual memandikan keris (mandian keris) ini dilaksanakan pada setiap bulan Muharam setiap tahunnya dan tahun ini ritual yang kelima kalinya," kata Sajim, Sabtu (28/6/2025).
Dia menjelaskan penyelenggaraan ritual ini sebagai salah satu ekspresi budaya dalam rangka melestarikan dan mengembangkan benda cagar budaya kekayaan intelektual milik Suku Sasak. Ritual mandian keris merupakan salah satu daya tarik wisata budaya di Pulau Lombok,
"Kegiatan ini bukanlah milik pemerintah daerah komunitas maupun individu, ini merupakan gawe kita bersama. Jangan menjadi penonton di rumah sendiri, ikutlah berperan dalam membangun budaya untuk daerah Lombok Barat," ajak Sajim.
Ritual mandian keris ini dilakukan pada awal Bulan Muharam pada setiap tahunnya. Ritual ini dimulai setelah isya dan berlangsung hingga dini hari. Sesepuh dan para tokoh adat memimpin upacara pemandian keris dan benda-benda pusaka lain, seperti tombak dan pedang.