Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa dan dosen Universitas Mataram di depan Mapolda NTB, Selasa (21/3/2023). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Puluhan mahasiswa dan dosen Universitas Mataram yang tergabung dalam Aliansi Anti Kekerasan Seksual (Alaska) kembali turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolda Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (21/3/2023). Mereka mempertanyakan kelanjutan penanganan kasus dugaan kekerasan seksual terhadap 10 mahasiswi di Kota Mataram yang dilaporkan pada Maret 2022.

Kasus dugaan pelecehan seksual ini dihentikan penyelidikannya oleh Ditreskrimum Polda NTB pada 2022 lalu. Dalam aksinya, massa menuntut Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto diganti. Mereka menilai Kapolda NTB tidak serius menangani kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.

"Kita turun aksi pada 28 Desember 2022, kami dijanjikan seminggu tapi tidak ada sampai sekarang. Tidak ada itikad baik Polda NTB untuk menangani kasus ini," kata Kordinator Umum Aliansi Anti Kekerasan Seksual Ahmad Zuhairi.

1. Kasus dugaan pelecehan seksual ulang tahun

Kordum Aksi Ahmad Zuhairi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kasus dugaan pelecehan seksual ini, kata Zuhairi, sudah satu tahun sejak dilaporkan pada Maret 2022. Sehingga, massa aksi juga membawa kue ulang tahun untuk mengingatkan kepolisian bahwa kasus ini sudah ulang tahun tetapi belum ada kelanjutannya.

"Ini kasus sudah 1 tahun. Jadi korbannya sudah ada, pelakunya sudah mengaku. Tapi anehnya kasus ini tidak dinaikkan ke tahap penyidikan. Itu kami di Fakultas Hukum Universitas Mataram sebagai dosen dan mahasiswa juga tercederai," ucap Zuhairi.

Dalam aksinya, massa membawa poster yang salah satunya berisi tulisan 'Kasus Kekerasan Seksual Kandas, Ganti Kapolda NTB' dan 'Copot Kapolda NTB'.

2. Desak kasus kekerasan seksual dinaikkan ke penyidikan

Editorial Team

Tonton lebih seru di