Sukarara Ditetapkan sebagai Desa Bisnis Inklusif Ekowisata

Menghasilkan kain tenun dengan kualitas dan motif terbaik

Lombok Tengah, IDN Times - Desa Sukarara merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemerintah daerah setempat sudah menetapkan Desa Sukarara sebagai desa bisnis inklusif ekowisata.

Penetapan desa bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. Desa Sukarara merupakan salah satu penghasil kerajinan tenun. Para pelaku pariwisata biasanya memilih desa ini sebagai salah satu tujuan dalam paket wisata yang dijual kepada wisatawan.

"Baru satu desa ini yang sudah dikembangkan menjadi desa bisnis inklusif ekowisata,  yakni Desa Wisata Tenun Sukarara," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Lendek Jayadi, Rabu (24/5/2023).

1. UMKM menjanjikan di Sukarara

Sukarara Ditetapkan sebagai Desa Bisnis Inklusif EkowisataPromosi kain tenun Sukarara melalui media sosial (screenshoot)

Para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang pada umumnya merupakan para penenun di desa setempat secara aktif mempromosikan kerajinan hasil tenunnya. Promosinya juga dibantu oleh pemerintah daerah setempat. Pelaku UMKM juga berpromosi secara mandiri di media sosial.

Menurut Landek Jayadi, aktivitas menenun itu memiliki dampak cukup besar bagi masyarakat setempat jika dikembangkan menjadi usaha. Menenun bisa menjadi sumber penghasilan, sebab kain hasil tenunan warga bukan sekadar untuk digunakan sendiri saja.

"Tenun yang dihasilkan itu memiliki nilai jual yang cukup bagi penenun itu sendiri," katanya.

Baca Juga: 361 Nakes Diangkat Jadi ASN PPPK, Pemprov NTB Wajibkan Tanam Pohon 

2. Pembinaan bagi warga

Sukarara Ditetapkan sebagai Desa Bisnis Inklusif EkowisataPlt Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Landek Jayadi

Di desa wisata ini, pemerintah daerah setempat juga melakukan pembinaan. Terutama bagi para pelaku UMKM yang merupakan warga Desa Sukarara. Harapannya, pembinaan dan program yang dilakukan di desa ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.

"Desa wisata ini merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian warga," ujarnya.

Diketahui bahwa saat ini Pemerintah Daerah Lombok Tengah sedang fokus meningkatkan pembangunan pada sektor pariwisata. Diharapkan hal ini berdampak baik bagi perekonomian warga. Apalagi saat ini di Lombok Tengah sudah ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang diharapkan mampu mendatangkan banyak wisatawan.

3. Tentang Desa Wisata Sukarara

Sukarara Ditetapkan sebagai Desa Bisnis Inklusif Ekowisatapotret desa sukarara (instagram.com/lutfiagizal)

Desa Sukarara berasal dari bahasa sansekerta, yaitu suke dan rare. Di mana suke artinya tidak ada unsur paksaan atas kemauan sendiri, sedangkan rare artinya ingin mandiri. Desa ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Lombok Tengah.

Wisatawan yang datang bisa memilih aneka kain tenun dengan ragam motif. Beberapa motif terkenal dari tenunan warga ialah motif Subhanale, Keker, Songket dan Nanas.

Selain itu, wisatawan juga bisa mencoba untuk menenun seperti warga setempat. Hal itu diungkapkan oleh salah satu petugas desa wisata setempat, Napsiah. Dia juga mengatakan banyak wisatawan yang datang untuk membeli kain tenun dan foto-foto. Bukan hanya wisatawan nusantara, tapi juga wisatawan dari mancanegara.

Selain menjual secara langsung, para penenun juga menjual kain mereka melalui marketplace atau secara daring. Banyak unggahan di media sosial yang menjajakan ragam motif kain tenun Sukarara beserta harganya.

Umumnya, satu potong kain tenun dijual seharga Rp300 ribu hingga Rp400 ribu. Pemesanan bisa dilakukan secara daring dengan sistem pembayaran transfer. Selain itu, jika membeli secara langsung, pengunjung juga bisa membayar menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) atau menggunakan uang tunai.

Baca Juga: Kunjungi Malaysia, Gubernur Bertemu TKI NTB Bergaji Rp15 Juta Sebulan 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya