Pelabuhan Calabai Hubungkan Warga di Wilayah Terpencil Pulau Sailus

Membuka keterisolasian Pulau Sailus Besar

Dompu, IDN TimesPelabuhan Kelas III Calabai (Pelabuhan Calabai) merupakan pelabuhan yang berada di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pelabuhan ini melayani angkutan barang dan orang. Termasuk menghubungkan warga yang berada di wilayah terpencil dan terisolasi, misalnya warga di Pulau Sailus Besar atau yang biasa disebut Pulau Sailus.

Pulau Sailus secara administratif berada di Kecamatan Liukang Tengaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Meski demikian, pulau ini lebih dekat dengan Pulau Sumbawa di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jaraknya sekitar 90 kilometer dari Pulau Sumbawa, sementara dari Pulau Sulawesi berjarak 500 kilometer.

“Pada musim-musim tertentu, Pulau Sailus ini susah dimasuki kapal karena cuaca. Berdasarkan pengalaman saya, susah mendarat dan bertolak saat cuaca kurang bersahabat,” kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Calabai, H Anwar, Minggu (14/4/2024).

Layanan kapal penumpang yang menghubungkan NTB dengan Pulau Sailus sekaligus membuka keterisolasian wilayah setempat. Apalagi tidak banyak kapal yang beroperasi menuju dan dari pulau tersebut. Rutenya yaitu Pelabuhan Calabai - Pelabuhan Labuhan Lombok - Pelabuhan Sailus.

“Kalau cuaca benar-benar sedang buruk, wilayah Sailus bisa benar-benar terisolir (terisolasi, red). Kami berupaya untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna jasa, terutama yang berangkat ke sana,” ujar Anwar.

1. Operasional kapal perintis

Pelabuhan Calabai Hubungkan Warga di Wilayah Terpencil Pulau SailusPelabuhan Calabai (Instagram @djpl_uppcalabai)

Menurut Anwar, operasional kapal perintis di Pelabuhan Calabai sangat membantu masyarakat yang tinggal di wilayah terisolasi atau wilayah tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP). Termasuk masyarakat yang berada di Pulau Sailus.

“Pelayanan kapal perintis ini benar-benar merupakan upaya pemerintah untuk membuka wilayah terisolir agar hasil bumi mereka bisa dipasarkan ke luar daerah,” kata Anwar.

Ia mengatakan bahwa warga Pulau Sailus membawa hasil bumi mereka untuk dipasarkan melalui Pelabuhan Calabai dan Labuhan Lombok. Ada yang menjual langsung saat tiba di NTB, ada juga yang menjualnya ke daerah lain melalui pengapalan di Pelabuhan Calabai.

“Ini sangat membantu perekonomian masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil dan terisolir,” ujarnya.

Saat ini ada dua kapal perintis yang beroperasi di Pelabuhan Calabai. Keduanya mengangkut penumpang dan barang menuju daerah-daerah terpencil di sekitar Pulau Sumbawa.

Baca Juga: HPP Gabah Naik, Distanbun NTB: Petani Untung Rp2.200 per Kilogram

2. Berikan layanan terbaik

Pelabuhan Calabai Hubungkan Warga di Wilayah Terpencil Pulau SailusAktivitas bongkar muat di Pelabuhan Calabai (Dok. Istimewa)

Anwar menceritakan salah satu kapal yang datang dari Pulau Sailus menuju Pelabuhan Calabai hanya membawa satu penumpang saja. Saat itu, cuaca memang sedang kurang bersahabat. Satu penumpang itu hanya membawa seekor kambing dan seekor ayam.

“Waktu itu pernah nakhoda kapal menunggu penumpang yang akan bertolak dari Pulau Sailus menuju Pelabuhan Calabai. Penumpangnya hanya satu orang, tetap dilayani dengan baik,” ujarnya.

Pelabuhan Calabai berusaha untuk memberikan layanan terbaik, tidak hanya di dermaga, tetapi pada fasilitas dan layanan lainnya. Di pelabuhan ini ada kapal khusus untuk mengirim ternak, ada pula kapal untuk mengirim barang dan penumpang.

“Kalau yang reguler itu kapal yang mengangkut barang dan orang. Kita juga ada kapal yang mengangkut ternak, tapi itu hanya sesekali atau tidak sering karena tergantung kebutuhan,” ujarnya.

3. Tarif kapal

Pelabuhan Calabai Hubungkan Warga di Wilayah Terpencil Pulau SailusIlustrasi uang (pexels.com/ahsanjaya)

Kapal perintis merupakan salah satu program Pemerintah untuk menjangkau pulau-pulau terpencil dan terisolasi di Indonesia. Tarifnya sudah disesuaikan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Laut Perintis.

Tarif angkutan untuk wilayah Indonesia Bagian Tengah (WITA) sekitar Rp108.500 untuk kapal berukuran grostonase (GT) 1.500 hingga 3.000. Sementara untuk kapal berukuran GT 500 hingga 1.499 sebesar Rp74.300. Sedangkan untuk kapal berukuran GT 200 hingga 499 sebesar Rp56.500. Khusus untuk penumpang anak berusia di bawah 10 tahun, anggota veteran dan penyandang disabilitas diberikan diskon hingga 20 persen.

“Untuk kapal dari Pelabuhan Calabai ada yang besar, ada juga yang kecil. Rata-rata di atas 500 GT. Jadi tarifnya tergantung jarak dan menyesuikan sesuai dengan Permenhub itu,” jelas Anwar.

Salah satu kapal, yaitu KM Amukti Palapa masuk pada jaringan trayek R-21. Di mana rute pada jaringan ini adalah Bima – Calabai - Labuhan Lombok – Sailus – Sapuka – Balobaloang - Makassar – Balobaloang – Sapuka – Sailus – Labuhan Lombok – Calabai dan Bima. Tarif pada masing-masing tujuan pelabuhan berbeda-beda, tergantung jarak tempuh dan ukuran kapal.

“Kami berharap kedepannya bisa terus memberikan pelayanan terbaik kepada semua penumpang kapal atau pengguna jasa, sehingga roda perekonomian warga bisa terus berputar dan berkembang semakin baik,” harap Anwar.

Baca Juga: Stabilkan Harga, Pertamina Tambah Pasokan 253.440 LPG Subsidi di NTB

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya