Pelaksanaan program makan bergizi gratis di SMPN 8 Mataram, Senin (13/1/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)
Salah seorang orang tua siswa di Kota Mataram, Iskandar (35), mengaku khawatir dengan terjadinya kasus keracunan MBG di NTB. Apalagi, dia melihat SPPG terkesan tertutup, sehingga masyarakat khususnya orang tua siswa tidak mengetahui proses memasak menu MBG.
Dengan jumlah kasus dugaan keracunan MBG yang mencapai 252 kasus di NTB, sebagai orang tua dia merasa was-was. Untuk itu, dia menyarankan supaya pemerintah memberdayakan kantin sekolah untuk menyiapkan MBG bagi para siswa.
"Sebaiknya berdayakan kantin sekolah. Kasih dia anggaran yang sesuai dengan jumlah murid. Ndak dipatok seperti sekarang satu dapur melayani 3.000 siswa. Kalau melibatkan kantin sekolah bisa memangkas biaya distribusi juga. Tinggal dilakukan pengawasan agar sesuai standar," ujarnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB mencatat sebanyak lima kejadian dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di NTB hingga bulan September 2025. Sebanyak 252 siswa di tiga Kabupaten yakni Lombok Tengah, Lombok Barat dan Sumbawa mengalami gejala keracunan di sekolahnya setelah mengonsumsi MBG.
Dugaan keracunan awalnya dialami lima siswa di Lombok Tengah, tepatnya di SDN Repok Tunjang, Kecamatan Jonggat, pada 23 April 2025. Kemudian pada 3 September, sebanyak 17 siswa di SDN 1 Selat, Kecamatan Narmada, juga mengalami peristiwa yang sama.
Di kabupaten berbeda tepatnya di Kabupaten Sumbawa, juga terjadi peristiwa dugaan keracunan pada 9 September 2025 yang dialami 118 siswa dari beberapa sekolah, yakni SMAN 2 Sumbawa 50 siswa, MI NW Sumbawa 11 siswa, TK An Nurfalah 25 siswa dan SDN Lempeh 32 siswa.
Masih di kabupaten yang sama, pada 17 September 2025 terjadi lagi peristiwa dugaan keracunan yang dialami 106 siswa dari beberapa sekolah yakni MIN 3 Sumbawa 20 siswa, MTSN 2 Sumbawa 70 siswa dan MAN 3 Sumbawa 16 siswa. Baru-baru ini tepatnya pada 24 September 2025, kembali terjadi kasus dugaan keracunan MBG yang dialami oleh 6 siswa di MTSN Aunul Ibad Beroro, Lombok Tengah.