Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fenomena mandi lumpur TikTok (instagram.com/memomedsos)

Mataram, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebut konten mandi lumpur yang diperankan nenek-nenek kemudian viral di aplikasi TikTok merupakan bentuk penganiayaan terhadap lansia untuk mendapatkan keuntungan. Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB T. Wismaningsih Dradjadiah menegaskan hal itu merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Sementara itu, Dinas Sosial Provinsi NTB mengatakan belum melakukan asesmen terhadap para lansia yang menjadi pemeran dalam konten mandi lumpur. Dinas Sosial NTB akan turun melakukan asesmen apakah para lansia tersebut masyarakat kategori miskin atau tidak.

1. DP3AP2KB NTB akan lakukan pendampingan

Kepala DP3AP2KB NTB T Wismaningsih Dradjadiah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Wismaningsih mengatakan pihaknya melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Lombok Tengah akan melakukan pendampingan terhadap para lansia atau nenek-nenek yang dijadikan pemeran dalam konten mandi lumpur di TikTok. Sejauh ini, para lansia yang dijadikan konten mandi lumpur tidak mau mengadu.

UPTD PPA Lombok Tengah yang akan turun melakukan pendampingan ke Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah. Wismaningsih menegaskan konten mandi lumpur yang dibuat pemilik akun TikTok @intan_komalasari92, merupakan eksploitasi.

"Itu kan keluarga dan tetangganya sendiri, malah dia buat konten mandi lumpur begitu. Ini supaya banyak ditonton orang tapi orang tua yang digituin. Itu mau mencari keuntungan dari konten-kontennya. Mencari keuntungan dengan menganiaya orang tua," kata Wismaningsih dikonfirmasi IDN Times, Jumat (20/1/2023).

2. Pemilik akun tidak dilaporkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di