ilustrasi terumbu karang (pexels.com/adiprayogo liemena)
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTB, Amri Nuryadin, mengatakan bahwa masalah yang terjadi di Gili Meno bukan hanya isu lingkungan. Tetapi menurutnya, ada krisis kemanusiaan.
Dia mengatakan aktivitas PT TCN telah melanggar ketentuan yang diatur dalam RZWP3K mengenai pengelolaan wilayah pesisir. Hal ini mengakibatkan kerusakan terumbu karang, krisis air bersih, dan bahkan kematian ternak warga.
Walhi NTB bersama masyarakat menyampaikan sejumlah tuntutan mendesak kepada pemerintah. Pertama, penghentian total operasional PT TCN. Pemerintah didesak harus menegakkan peraturan dan menghentikan aktivitas PT TCN secara permanen, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang telah terjadi.
Kedua, rehabilitasi ekosistem terumbu karang. PT TCN wajib melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan yang ditimbulkan, dengan melibatkan ahli dan masyarakat lokal dalam prosesnya.
Ketiga, pemenuhan hak atas air bersih. Pemerintah didesak harus menjamin akses warga Gili Meno terhadap air bersih yang aman dan terjangkau, tanpa merugikan ekosistem.
Keempat, penghentian intimidasi terhadap warga. Aparat penegak hukum diharapkan tidak lagi melakukan upaya pembungkaman daya kritis warga yang menyuarakan hak mereka untuk lingkungan yang sehat.
Kelima, penegakan hukum yang tegas dan transparan. Aparat Penegak Hukum (APH) dan lembaga terkait harus menegakkan transparansi di setiap tahapan hukum yang melibatkan perusahaan ini dan Pemberian sanksi yang tegas dalam setiap pelanggaran.
Keenam, pengembangan infrastruktur penyedia air bersih. Pemerintah didesak harus melanjutkan proyek pemasangan pipa air dari pegunungan ke Gili Meno dan Gili Trawangan, sebagai langkah jangka panjang untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
Amri menyatakan darurat air bersih di Gili Tramena mencerminkan kegagalan negara dalam melindungi hak masyarakat atas lingkungan hidup yang sehat. Tanpa penegakan hukum yang tegas, rehabilitasi ekosistem, dan perlindungan terhadap masyarakat, situasi ini akan terus memburuk dan mengancam stabilitas sosial serta ekonomi lokal.
"Walhi NTB mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil, untuk bersatu dalam memperjuangkan hak atas air bersih dan lingkungan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang," ajaknya.