ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)
Gita menyebutkan realisasi pendapatan pada APBD NTB 2023 sebesar 93,33 persen atau Rp5,798 triliun dari target sebesar Rp6,212 triliun. Meski demikian, realisasi pendapatan tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar Rp495,359 miliar atau 9,34 persen dibandingkan tahun 2022 yaitu sebesar Rp5,302 triliun.
Sedangkan dari sisi belanja tahun 2023 direncanakan sebesar Rp6,261 triliun, terealisasi Rp5,685 triliun atau 90,80 persen. Dengan rincian, belanja operasi, direncanakan sebesar Rp4,618 triliun, realisasinya sebesar Rp4,206 triliun atau 91,08 persen.
Kemudian belanja modal, direncanakan sebesar Rp623,762 miliar, realisasi sebesar Rp545,851 miliar atau 87,51 persen. Realisasi belanja modal mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 58,45 persen dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp1,313 triliun.
Selain itu, belanja tidak terduga, merupakan pos anggaran untuk menanggulangi penanganan kegiatan yang mendesak atau darurat. Pada tahun anggaran 2023 dialokasikan sebesar Rp3,552 miliar, realisasi sebesar Rp2,133 miliar atau 60,05 persen.
Selanjutnya, belanja transfer direncanakan sebesar Rp1,015 triliun, realisasi sebesar Rp930,908 miliar atau 91,68 persen. Dengan rincian bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota yang merupakan bagi hasil pajak ke kabupaten/kota direncanakan sebesar Rp995,742 miliar, realisasi sebesar Rp913,225 miliar atau 91,71 persen.
Serta transfer bantuan keuangan, terdiri dari bantuan keuangan ke pemerintah daerah lainnya, direncanakan sebesar Rp19,683 miliar, realisasi sebesar Rp17,683 miliar atau 89,84 persen.
"Secara umum realisasi belanja transfer mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 sebesar 8,46 persen dibandingkan dengan realisasi belanja transfer tahun sebelumnya," tutur Gita.