Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Warga berebut ketupat pada tradisi lebaran topat di Pantai Loang Baloq Kota Mataram, Senin (7/4/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Pemkot Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar tradisi lebaran topat di Pantai Loang Baloq dan Pemakaman Bintaro, Senin (7/4/2025). Lebaran topat dilaksanakan umat Islam di Pulau Lombok setelah selesai menunaikan puasa sunah bulan Syawal selama enam hari berturut-turut usai Idul Fitri.

Di Pantai Loang Baloq Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, warga berbondong-bondong menyaksikan tradisi lebaran topat 2025. Warga menunggu momen berebut ketupat agung yang dipercaya membawa berkah.

"Saya tumben pertama kali ikut ini. Saya dapat banyak ketupat, senang banget," kata Ita, warga BTN Lingkar Permai Kota Mataram di Pantai Loang Baloq, Senin (7/4/2025).

1. Berburu ketupat untuk dapat keberkahan

Tradisi lebaran topat di Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia mengatakan rela berdesak-desakan bersama warga lainnya untuk berburu ketupat agung. Ita datang ke Pantai Loang Baloq sejak pukul 09.00 WITA. Dia berburu ketupat di tengah terik matahari bersama warga lainnya.

"Katanya kalau dapat ketupat akan mendapatkan berkah. Semoga saya mendapatkan berkah. Ini baru pertama kali saya ikut rebutan ketupat, seru banget," ungkapnya.

Perayaan tradisi lebaran topat di Pantai Loang Baloq Kota Mataram dihadiri Wakil Wali Kota Mataram TGH. Mujiburrahman. Dia mengatakan lebaran topat menjadi sarana silaturahmi bagi warga Kota Mataram.

2. Makna lebaran topat

Tradisi lebaran topat di Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara di Pemakaman Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram, tradisi lebaran topat dihadiri Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang, mewakili Wali Kota Mataram Mohan Roliskana. Dia mengatakan lebaran topat merupakan salah satu warisan budaya yang kaya makna dan filosofi.

"Tradisi ini tidak hanya menjadi wujud syukur atas selesainya ibadah puasa sunah Syawal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat kita," kata Martawang.

Filosofi ketupat yang menjadi ikon utama perayaan ini mengandung pesan mendalam. Dalam bahasa Jawa, "kupat" bermakna "ngaku lepat" atau mengakui kesalahan.

"Ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati, saling memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi," jelasnya.

3. Bukan hanya tradisi tapi simbol kebersamaan dan harmoni

Tradisi lebaran topat di Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selain itu, anyaman janur pada ketupat melambangkan keterikatan sosial yang kuat dalam masyarakat. Seperti helai-helai daun yang tersusun rapat, mengajarkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, kebersamaan dan persatuan adalah hal utama yang harus dijaga.

Martawang menjelaskan lebaran topat bukan sekadar tradisi, tetapi juga sebuah simbol dari nilai-nilai kebersamaan dan harmoni dalam kehidupan sosial. Di era modern ini, pelestarian budaya menjadi tantangan tersendiri. Kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup sering kali membuat generasi muda kurang mengenal warisan budaya mereka sendiri.

Oleh karena itu, semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat tradisi lebaran topat agar tetap lestari. Pemkot Mataram berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan budaya yang memperkaya khazanah kearifan lokal dan memperkuat identitas Kota Mataram sebagai kota yang Harmoni, Aman, Ramah, Unggul, dan Mandiri.

Dia menambahkan bahwa lebaran topat juga memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Dengan kemeriahan dan keunikan yang dimilikinya, perayaan ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

"Oleh karena itu, kita perlu mengemasnya dengan baik agar semakin dikenal luas dan dapat menjadi salah satu ikon budaya yang membanggakan bagi Kota Mataram," ujarnya.

Editorial Team