Kekurangan Peserta Didik, Pemda Lombok Tengah Tutup SMPN 7 Praya

Lombok Tengah, IDN Times – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Praya Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat tutup akibat kekurangan jumlah peserta didik. Sejak berdiri pertama kali tahun 2013 lalu, jumlah siswa di SMPN 7 Praya yang berlokasi di Dusun Gelondong Desa Panjisari Kecamatan Praya selalu kekurangan jumlah peserta didik.
Sekolah yang sudah meluluskan ribuan siswa ini terpaksa ditutup. Kurangnya minat siswa belajar di sekolah ini membuat sekolah ini seperti sekolah mangkrak, meski masih ada siswa dan guru.
1.Siswa dan guru dikosongkan

Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, Drs. H Lalu Muliawan membeberkan penyebab ditutupnya SMPN 7 Praya Lombok Tengah. Katanya, penutupan SMPN 7 Praya ini murni karena kekurangan jumlah siswa di masing-masing kelas.
“Kalau guru, kita tidak kekurangan,” kata Muliawan, Selasa (1/2/2022) kemarin.
Dari data sekolah, ujar Muliawan, jumlah guru di SMPN 7 Praya terdiri dari 4 orang yang berstatus pegawai negeri sipil. Sementara sisanya adalah guru honorer. Semua mata pelajaran sudah ada gurunya.
“Iya kita punya empat orang PNS dan sisanya honorer dari semua mata pelajaran di sekolah itu,” katanya.
2.Kekurangan jumlah siswa

Menurut Muliawan, selama tahun 2020 hingga 2021 lalu, jumlah siswa yang mendaftar di SMPN 7 Praya tidak pernah lebih dari 20 orang siswa. Pada tahun 2021 lalu, jumlah siswa kelas VII yang memiliki dua ruang kelas. Sementara siswa yang mendaftar tidak lebih dari 10 orang.
“Jadi jumlah siswa selama 3 tahun itu tidak pernah lebih dari angka 10 siswa yang daftar. Syarat minimal untuk sekolah negeri kan harus mengelola 60 siswa untuk semua jenjang kelas,” katanya.
Kekurangan jumlah siswa itulah yang memaksa penutupan SMPN 7 Praya Lombok Tengah. Dia melanjutkan bahwa pada tahun 2021 lalu, total jumlah siswa di semua kelas dari kelas VII hingga kelas IX hanya berjumlah 18 siswa.
Jika dirata-ratakan, ujar dia, masing-masing jenjang hanya memiliki 6 orang siswa. Parahnya lagi, pada awal bulan Januari 2022 lalu, total jumlah siswa yang aktif belajar hanya berjumlah empat orang siswa.
“Kita sangat kekurangan jumlah siswa. Jadi itulah alasan kuat untuk menutup sekolah ini. Kurangnya jumlah yang dilayani. Seharusnya kan masing-masing kelas itu ada 20 siswa. Beda perkara kalau di tempat terpencil,” katanya.
3.Bangunan dihibahkan ke MTsN 6 Praya

Saat ini bangunan yang menelan anggaran Rp 1,7 miliar itu akan dihibahkan Pemda Lombok Tengah ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Praya Lombok Tengah. Bangunan sekolah ini berdiri di atas lahan seluas 1 hektare.
“Jadi Pemda menghibahkan ke MTSN 6 Praya,” katanya.
Sejak awal tahun 2022, semua siswa yang berasal dari SMPN 7 Praya dan guru sudah dipindahtugaskan ke masing-masing sekolah di Lombok Tengah. Siswa yang ada di sana dibebaskan untuk memilih sekolah lain.
“Kita sudah mulai berbenah. Aturan menutup sekolah tidak itu kan karena adanya layanan pendidikan yang kurang. Ketika tidak dilayani kita tutup,” pungkas Muliawan.
Sejak memasuki pekan keempat bulan Januari 2022, seluruh siswa dan 26 guru dari MTsN 6 Praya sudah mulai aktif menggunakan bangunan sekolah SMPN 7 Praya.
Dari pantuan IDN Times, bangunan sekolah SMPN 7 Praya ini dilengkapi 6 ruang kelas, satu ruangan tata usaha, satu ruangan perpustakaan, ruangan kepala sekolah dan dua kamar mandi. Sekolah ini juga memiliki lapangan voli dengan luas sekitar 112 meter persegi di tengah halaman sekolah.