Ilustrasi wanita sakit demam batuk (freepik.com/benzoix)
Selain itu, kata Fikri, meningkatkan dan memberdayakan masyarakat melalui kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) secara masif, melakukan survei vektor 1 bulan sekali sesuai dengan Permenkes No.2 Tahun 2023 yaitu 100 rumah sesuai juknis di wilayah lainnya.
Selanjutnya, koordinasi lintas sektor (Pemda, Dinas Pendidikan, TNI/Polri, LSM dalam pelaksanaan PSN dan evaluasinya, serta peningkatan sensitivitas surveilans DBD baik terhadap kasus maupun vektornya.
Fikri meminta masyarakat mewaspadai DBD dengan mengenali fase awalnya yang mirip dengan flu, ditandai dengan rasa nyeri sendi, demam, sakit kepala hebat, hingga mual. Selain itu, timbulnya demam berat yang berlangsung 2 sampai 7 hari juga menjadi gejala DBD.
"Apabila merasakan gejala-gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," terangnya.
Dikatakan, pencegahan DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus.
Yakni, menguras dan menyikat bak penampungan air, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas. Plus menggunakan obat nyamuk, penaburan larvasida, pemasangan kawat, dan gotong royong menjaga dan membersihkan lingkungan.