Mata Air Tampuro Bima yang keluar dari celah bebatuan (Dok/Pokdarwis Mata Air Tampuro)
Camat Sanggar Ahmad mengatakan, Kepala Desa (Kades) Piong Ahmad menolak rencana daerah dalam pengelolaan wisata Mata Air Tampuro. Pemkab Bima berniat menjadikan lokasi wisata ini menjadi salah satu aset destinasi wisata daerah.
Puluhan warga pun mendatangi lokasi wisata ini serta memukuli dua pengelola Mata Air Tampuro. Mereka juga memblokade akses menuju lokasi selama tiga hari berturut-turut pada 6 hingga 8 September 2023 lalu.
Fasilitas infrastruktur lokasi wisata seperti pagar, tugu pintu masuk, dan sound system turut menjadi korban. "Mereka tolak karena kades dan masyarakat ingin kelola sendiri wisata. Bahkan mereka sedang proses pembuatan sertifikat lahannya," bebernya.
Pemkab Bima ingin agar pengelolaan Mata Air Tampuro sesuai ketentuan hukum sudah berlaku. Hal ini bertujuan agar ke depannya pengelolaannya memperoleh dukungan dari pemerintah pusat.