Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kurang Pasokan, Harga Beras dan Bawang di Bima Naik

Foto pedagang beras di Pasar Paruga Kota Bima, (IDN Times/Juliadin)

Kota Bima, IDN Times - Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatan. Data yang diperoleh di Dinas Koperasi dan Perindustrian (Diskoperindag) Kota Bima, tercatat ada beberapa komoditas naik harga dalam dua pekan terakhir. Kenaikannya pun dianggap cukup tinggi.

Kasi Pembinaan dan Pengembangan Usaha, Diskoperindag Kota Bima M Nur Setiawan mengatakan, komoditas itu berupa beras dan bawang merah. Kenaikan harga kebutuhan pokok ini akibat minimnya pasokan dari luar daerah.

1. Beras seharga Rp13 ribu per kilogram

Foto M Nur Setiawan, Kasi Pembinaan dan Pengembangan Usaha, Diskoperindag Kota Bima (IDN Times/Juliadin)

Harga beras premium saat ini, kata Iwan, satu kilogram dibandrol Rp Rp12.800 hingga Rp13 ribu. Dari harga dua pekan sebelumnya Rp12 ribu per kilogram. Sedangkan beras medium dari sebelumnya Rp8 ribu, kini menjadi Rp 9.450 per kilogram.

Selain beras, komoditas lain seperti bawang merah juga mengalami kenaikan. Dari awal Januari 2022 dibandrol Rp35 ribu, kini naik menjadi Rp40 ribu per kilogram. 

2. Kurang pasokan dari daerah lain

Sejumlah buruh mengangkut bawang merah ke atas truk di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/6/2019). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Kenaikan dua komoditas tersebut, kata Iwan, lantaran minimnya pasokan dari daerah lain. Karena daerah penghasil dua kebutuhan itu sebagian besar sedang melakukan penanaman dan belum masuk panen raya.

"Misal masuk panen nanti sekitar Mei dan Juni, harganya akan kembali normal. Daerah kita ini kan kota jasa, jadi naik turun harga semuanya tergantung stok yang didropping dari luar," katanya dikonfirmasi, Rabu (1/2/2023).

Untuk komoditas beras biasanya didatangkan dari Kabupaten Bima dan Sumbawa. Sementara bawang merah dari Kabupaten Bima.

3. Tekan harga, gelar operasi pasar dua kali dalam sepekan

Ilustrasi pasar tradisional (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Guna menekan harga, pihaknya rutin melakukan Operasi Pasar (OP) bersama Bulog Bima dua kali dalam satu pekan. Dalam OP ini, pihaknya akan menjual kebutuhan yang harganya saat ini sedang naik dengan harga yang lebih murah. Langkah ini dinilai cukup efektif.

"Efektif, karena mereka juga gak mau barangnya gak laku. Sehingga mereka ikuti harga seperti yang kami patok," beber Iwan.

Sementara kebutuhan pokok lain seperti cabai rawit, daging ayam dan minyak goreng masih terpantau stabil. Tidak mengalami lonjakan harga, karena pasokan dari daerah lain masih rutin dilakukan.

"Masih aman kalau untuk kebutuhan yang itu," tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Juliadin JD
Linggauni
Juliadin JD
EditorJuliadin JD
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us