Beban Ekonomi dan Korban Bully Pemicu 621 Warga Bima Jadi ODGJ

Anak dalam kondisi cemas dan depresi sering ditemukan di SD

Kota Bima, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sebanyak 621 warga Kota Bima mengalami gangguan jiwa. Ratusan orang dengan gangguan jiwa  (ODGJ) ini akumulasi dari tahun 2009 hingga pada Maret 2023, yang sebagian besar karena faktor ekonomi dan korban bully.

"Jumlah itu akumulasi dari tahun 2009 hingga sekarang," kata Kepala Bidang P2PL Dikes Kota Bima, Hj Fitriani, Rabu (1/3/2023). 

1. Sebagian besar ODGJ berat

Beban Ekonomi dan Korban Bully Pemicu 621 Warga Bima Jadi ODGJIlustrasi ODGJ saat vaksinasi COVID-19 di Banten (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Menurut Fitriani, ratusan ODGJ ini didominasi oleh gangguan jiwa kategori berat, yakni sebanyak 455 orang. Sementara sisanya 166 orang gangguan jiwa yang tergolong ringan. Jumlahnya lebih banyak laki-laki daripada perempuan.

"Kebanyakan yang pria usia produktif dibandingkan perempuan," terangnya.

2. Dipicu karena faktor ekonomi

Beban Ekonomi dan Korban Bully Pemicu 621 Warga Bima Jadi ODGJilustrasi uang tunai baru (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Mengacu pada penanganan awal, mereka bisa menjadi ODGJ ini dipengaruhi sejumlah faktor. Terutama dipicu karena beban ekonomi, sehingga keinginan mereka tidak bisa dipenuhi oleh orang tua hingga berujung depresi dan menjadi ODGJ.

Kemudian hal lainnya dipengaruhi masalah sosial dan lingkungan keluarga. Hal ini biasanya terjadi ketika orang tua mendesak anak menempuh pendidikan sementara anak tersebut tidak mampu.

Kondisi tersebut mengakibatkan sang anak merasa cemas, lalu depresi. Termasuk dia lebih banyak diam dan mengurung diri di rumah.

Baca Juga: Emosi Dituduh Mencuri, Pria di Bima ini  Bacok Pamannya

3. Korban bully teman dekat

Beban Ekonomi dan Korban Bully Pemicu 621 Warga Bima Jadi ODGJIlustrasi pengeroyokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain ekonomi dan lingkungan keluarga, menurut Fitriani, tidak sedikit juga ditemukan di antara ODGJ itu mereka adalah korban bully. Baik di-bully di linkungan sekolah maupun di tengah masyarakat. Karena sering mendapat bully-an dari kerabatnya yang berlebihan, mereka cenderung diam, sulit diajak berinteraksi hingga berujung alami depresi.

Menurut Fitriani, ODGJ ini butuh perlakuan baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar. Tidak diperkenankan didiskriminasi karena kondisinya, tapi harus diperlakukan seperti manusia normal lainnya.

"Jika tidak, mereka akan tambah depresi. ODGJ itu bisa alami depresi, malah banyak yang kita temukan, ada ODGJ yang mau bunuh diri karena depresi," bebernya. 

4. Teken angka ODGJ, Dikes intens skrining kesehatan

Beban Ekonomi dan Korban Bully Pemicu 621 Warga Bima Jadi ODGJKlick dokter

Menekan angka ODGJ, Fitriani mengaku pihaknya intens sisir sekolah dalam melakukan skrining kesehatan jiwa. Bahkan saat melakukan itu di sekolah dasar, tidak jarang ditemukan ada anak-anak yang merasa cemas dan depresi.

"Nah di sini orang tua harus memahami kondisi anak. Jangan sampai salah didik hingga anak jadi cemas dan depresi," tandasya.

Baca Juga: Boymin, Mantan Anggota DPRD Bima ini Dituntut Dua Tahun Penjara

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya