Jokowi Beli Sapi Kurban Seberat 1,04 Ton di NTB, Harganya Rp135 Juta

Mataram, IDN Times - Presiden RI Joko 'Jokowi' Widodo membeli satu ekor sapi simental cros limosin dengan bobot 1,04 ton. Sapi tersebut dibeli dari seorang peternak atas nama Niyatip asal Dusun Karang Kates, Desa Gondang, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
"Hasil pilihannya dari Lombok Utara untuk sapi kurban Presiden Jokowi. Satu ekor beratnya 1 ton lebih," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB Muhammad Riadi dikonfirmasi di Mataram, Rabu (14/6/2023).
1. Hasil pilihan dari 8 peternak di Pulau Lombok
Riadi menjelaskan satu ekor sapi kurban Presiden Jokowi tersebut dipilih dari 8 peternak di Pulau Lombok. Yakni, peternak Desa Genggelang dan Gondang, Lombok Utara.
Kemudian, peternak Desa Banyumulek Lombok Barat, peternak Desa Teratak Lombok Tengah dan 4 peternak dari Lombok Timur, masing-masing berasal dari Desa Tirtanandi, Pringgasela Selatan dan Loyok.
Dari 8 peternak tersebut, hanya dipilih satu ekor sapi dari peternak asal Desa Gondang Lombok Utara. Sapi milik peternak atas nama Niyatip dengan bobot 1,04 ton dibeli seharga Rp135 juta.
2. Sapi kurban akan diserahkan ke Masjid Desa Omba Lombok Barat
Sapi kurban yang dibeli Presiden Jokowi tersebut selanjutnya akan diserahkan untuk dipotong pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah mendatang ke Masjid Desa Omba, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Riadi mengatakan sapi kurban bantuan Presiden Jokowi hanya satu ekor.
"Cuma satu ekor sapi bantuan presiden. Sudah ditetapkan timnya, cek kesehatan sudah, pemeriksaan sudah. Negosiasi harga juga sudah. Sapi dari Lombok Utara itu yang dipilih dengan berat 1 ton lebih," terang Riadi.
3. Terjunkan tim pengawasan hewan kurban
Disisi lain, mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB ini mengatakan stok hewan kurban untuk kebutuhan di NTB mencukupi. Tetapi dia tak menyebutkan jumlah kebutuhan hewan kurban di NTB.
"Kalau kurban suplai kambing dan sapi kita cukup. Tinggal pemeriksaan kesehatan saja," katanya.
Untuk pengawasan hewan kurban, sudah dibentuk Tim Pemantauan Hewan Kurban kerja sama dengan Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) Mataram. Tim ini berfungsi memastikan hewan kurban yang akan dipotong dalam kondisi sehat dan bebas penyakit.