Kepala BPS NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin menjelaskan pada Bulan Februari 2023, di tingkat nasional terjadi inflasi y-on-y sebesar 5,47 persen dengan IHK sebesar 114,16. Dari 90 kota yang menghitung IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi y-on-y. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kotabaru sebesar 7,88 persen diikuti Kota Meulaboh sebesar 7,72 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Waingapu sebesar 3,57 persen.
Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, dari tujuh kota yang menghitung IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi y-on-y. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Denpasar sebesar 6,37 persen, Kota Mataram sebesar 6,30 persen, Kota Bima sebesar 6,28 persen, Kota Singaraja sebesar 6,15 persen, Kota Maumere sebesar 5,86 persen, Kota Kupang sebesar 5,57 persen dan Kota Waingapu sebesar 3,57 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok Transportasi sebesar 22,04 persen. Kemudian Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 7,75 persen, Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 4,18 persen.
Selanjutnya, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 3,62 persen, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 3,33 persen, Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 2,75 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 2,21 persen, Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 1,56 persen, Kelompok Pendidikan sebesar 1,41 persen dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,87 persen.
Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 1,27 persen. Wahyudin mengatakan inflasi month to month (m-to-m) Gabungan Dua Kota di NTB pada Bulan Februari 2023 sebesar 0,38 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) di Bulan Februari 2023 sebesar 0,70 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi y-to-d di Bulan Februari 2022 sebesar 0,64 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y pada Februari 2023, antara lain Angkutan Udara, Bensin, Beras, Rokok Kretek Filter, dan Telur Ayam Ras. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi y-on-y, antara lain Ikan Layang/Ikan Benggol, Tomat, Telepon Seluler, Daging Sapi, dan Minyak Goreng.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi m-to-m, antara lain Tongkol Diawetkan, Telur Ayam Ras, Ikan Tongkol/Ikan Ambu-Ambu, Daging Ayam Ras, dan Jeruk. Pada Februari 2023 kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi y-ony adalah Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 2,5019 persen.
Kemudian Kelompok Transportasi sebesar 2,4844 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,4201 persen, Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 0,2979 persen, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,2128 persen.
Selain itu, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,1796 persen, Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,1621 persen, Kelompok Pendidikan sebesar 0,0504 persen, Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,0259 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,0245 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y adalah Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,0640 persen.