Berutang Rp750 Miliar, Ekonomi NTB Diproyeksikan Meningkat Tahun 2022

Tumbuh positif tahun 2021, ekonomi NTB diyakini reborn 2022

Mataram, IDN Times - Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan tren positif sejak triwulan II dan III masing-masing sebesar 4,76 persen dan 2,42 persen (yoy). Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan I 2021 yang masih mengalami kontraksi atau tumbuh minus sebesar 1,13 persen (yoy).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19 tahun 2021 masih terbilang cukup baik. Ekonomi Provinsi NTB di triwulan III (Agustus-September) tumbuh hingga 2,42 persen. Pertumbuhan terjadi pada 13 lapangan usaha sedangkan 4 lapangan usaha terkontraksi.

Pemerintah Provinsi NTB optimistis ekonomi akan reborn pada 2022 mendatang. Menyusul akan digelarnya sejumlah event internasional seperti MotoGP, Motocross Grand Prix (MXGP), World Superbike (WSBK) dan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) di NTB.

Sekretaris Daerah NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi dikonfirmasi di Mataram, Selasa (28/12/2021) mengaku sangat yakin ekonomi NTB akan reborn pada 2022. Dengan catatan, lonjakan kasus Covid-19 dapat terus terkendali seperti yang terjadi pada akhir 2021. Apalagi, Bank Indonesia Perwakilan NTB memprediksi pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV 2021 berada di kisaran 5,01 - 5,81 persen (yoy) dengan adanya gelaran WSBK di Pertamina Mandalika International Street Circuit, 19 - 21 November 2021 lalu.

"Tahun 2022 momentum pertumbuhan ekonomi kita dapatkan lagi. Kalau Covid terkendali, ada harapan untuk kita reborn secara ekonomi," kata Gita.

Suksesnya gelaran IATC dan WSBK pada November lalu, kata Gita, menjadi sinyal positif untuk menarik investor berinvestasi di NTB. Investor semakin yakin untuk segera merealisasikan investasinya.

Pada 2021, sektor pariwisata di NTB memang masih terdampak pandemi Covid-19. Namun, Hal itu masih bisa dikendalikan karena banyak event diselenggarakan di NTB selama 2021.

"Karena pada 2021, masih banyak digelar event MICE di NTB," terangnya.

1. BI proyeksikan ekonomi NTB tumbuh pada 2022

Berutang Rp750 Miliar, Ekonomi NTB Diproyeksikan Meningkat Tahun 2022Pixabay

Bank Indonesia Perwakilan NTB memprediksi pertumbuhan ekonomi NTB pada kisaran 5 - 6 persen. Pertumbuhan ekonomi NTB yang mulai membaik pada 2021 akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi 2022 mendatang. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji menyakini proyeksi ekonomi NTB di 2020 tumbuh membaik. Seiring dengan capaian vaksinasi dan semakin membaiknya protokol kesehatan karena adanya kesadaran masyarakat.

Kemudian bagaimana aktivitas ekonomi terlihat dari mobilitas msyarakat yang kembali tumbuh. Sehingga ekonomi juga akan ikut bergerak tumbuh. “Pertumbuhan ekonomi di NTB insyallah akan menjadi lebih tinggi lagi, 5-6 persen di tahun depan,” kata Heru.

Beberapa sektor pendukung pertumbuhan ekonomi NTB,  salah satunya sektor pariwisata yang mulai bergerak cukup bagus. Apalagi dengan digelarnya sejumlah event internasional di NTB, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.

Pengamat Ekonomi NTB, Dr. M. Firmansyah yang dikonfirmasi Jumat (31/12/21) mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 5 - 6 persen tahun 2022 cukup rasional. Namun, pertumbuhan ekonomi NTB sebesar itu akan tercapai dengan catatan pandemi Covid-19 dapat terus melandai dan dikendalikan.

"Kalau PPKM kembali diterapkan mungkin di bawah itu ekonomi tahun depan," katanya.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2022, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram ini menyarankan agar produk-produk hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan peternakan perlu dinaikkan levelnya. Jika sebelumnya memproduksi bahan mentah atau setengaah jadi. Maka levelnya harus dinaikkan menjadi barang jadi serta peningkatan kualitasnya sembari menjajaki pasar domestik dan luar negeri.

Pada awal 2021, kata Firmansyah, pertumbuhan ekonomi NTB masih tertahan. Tetapi di akhir tahun 2021, NTB disibukkan dengan berbagai event internasional. Sehingga hal itu membalikkan perekonomian NTB menjadi tumbuh lebih baik.

"Kemarin WSBK, cukup menggairahkan kembali sektor jasa yang sebelumnya lesu. Sementara 2022, dengan pandemi bisa ditekan dan berbagai event internasional seperti MotoGP, dalam jangka pendek akan menggairahkan perekonomian di 2022," katanya.

Namun, kata Firmansyah, rencana penghapusan BBM jenis premium pada 2022 dan kenaikan tarif kapal penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan Lombok Timur - Poto Tano Sumbawa Barat akan berpengaruh terhadap kestabilan konsumsi masyarakat. Penghapusan BBM premium dan kenaikan traif transportasi dinilai akan berdampak terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok.

2. NTB pinjam dana Rp750 miliar untuk pendanaan infrastruktur

Berutang Rp750 Miliar, Ekonomi NTB Diproyeksikan Meningkat Tahun 2022Ilustrasi Uang Rp75000 (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Di sisi lain, meskipun pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur strategis di NTB tetap berjalan pada 2021. Pemerintah Provinsi NTB mendapatkan pinjaman dari PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp750 miliar. Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan NTB patut bersyukur mendapatkan pinjaman tersebut. Dari dana pinjaman tersebut, Pemerintah Provinsi NTB akan bisa mengerjakan sejumlah program yang diikhtiarkan untuk melayani kesehatan masyarakat.

Yaitu, pengembangkan RSUD Provinsi NTB sebesar Rp500 miliar dan pengerjaan infrastruktur jalan tahun jamak Rp250 miliar.  Dengan pinjaman ini memang menambah beban daerah. Tetapi jauh lebih baik dengan adanya ini.

“Karena banyak yang akan bisa kita lakukan. Apalagi bicara infrastruktur, multipler effectnya besar sekali,” kata Wagub.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB, Ir. H. Ridwan Syah menjelaskan pinjaman ini merupakan program pemulihan ekonomi (PEN) daerah  yang harus terserap dalam waktu 10 bulan. Tahun 2021, dana tersebut harus terserap sebesar 60 persen dan sisanya 40 persen pada 2022.

Dengan dana pinjaman sebesar Rp250 miliar, digunakan untuk membiayai 13 paket proyek percepatan jalan tahun jamak. Sedangkan dana pinjaman sebesar Rp500 miliar untuk RSUD NTB dipergunakan untuk melanjutkan pembangunan Gedung Trauma Center dan IGD Terpadu.

Ridwan menyebutkan pinjaman sebesar Rp250 miliar untuk penanganan jalan tahun jamak akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi.  Selama masa konstruksi, diperkirakan proyek tersebut akan menyerap 3.505 tenaga kerja per hari.

Pembangunan jalan dan jembatan yang dibiayai dengan dana PEN dilaksanakan 10 kabupaten/kota sepanjang 85,49 km. Pinjaman PEN Daerah sebesar Rp250 miliar tersebut, akan mendukung kemantapan jalan provinsi di NTB sesuai target RPJMD sebesar 86,6 persen pada 2023.

Dana sebesar Rp250 miliar itu difokuskan untuk penanganan 13 paket proyek infrastruktur jalan dan jembatan provinsi. Ke-13 paket proyek konstruksi jalan dan jembatan tersebut sepanjang 85,49 km yang ditangani lewat PEN Daerah senilai Rp250 miliar dan Rp368,114 miliar menggunakan APBD. Total anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan 13 paket konstruksi jalan dan jembatan tersebut sebesar Rp618,114 miliar lebih.

Dengan rincian, pertama, paket I : Masbagik – Pancor, Keruak – Pancor, Jembatan Maronggek sepanjang 10,78 km ditangani lewat PEN Daerah senilai Rp10,917 miliar. Sedangkan sisanya ditangani lewat APBD sebesar Rp15,235 miliar. Secara keseluruhan, anggaran untuk penanganan paket ini sebesar Rp26,153 miliar.

Kedua, paket 2 : Keruak – Labuhan Haji, Jembatan Korleko dengan total kebutuhan anggaran Rp28,76 miliar. Sepanjang 3,91 km ditangani lewat pinjaman dana PEN Daerah senilai Rp12,005 miliar, sisanya lewat APBD sebesar Rp16,754 miliar.

Ketiga, paket 3 : Batunyala – Sengkol, Kediri – Praya, Bengkel – Kediri dengan total kebutuhan anggaran Rp71,404 miliar. Di mana, sepanjang 6,72 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp29,807 miliar dan Rp41,596 miliar lewat APBD.

Keempat, paket 4 : Rembiga – Pemenang dengan total kebutuhan anggaran Rp34,902 miliar. Sepanjang 2,43 km  ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp14,57 miliar dan Rp20,332 miliar lewat APBD.

Kelima, paket 8 : Sejorong – Tetar – Batas KSB, Benete – Sejorong, Tetar – Lunyuk, Jembatan Sampar Goal, Jembatan Kokar Singko, Jembatan Mone II dan Jembatan Tetar, Kembatan Aik Keru III dengan total kebutuhan anggaran Rp70,688 miliar. Sepanjang 9,4 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp29,508 miliar dan Rp41,179 miliar lewat APBD.

Keenam, paket 9 : Pal IV – Lenangguar, Lenangguar – Lunyuk, Lenangguar – Batu Rotok dengan total kebutuhan anggaran Rp93,51 miliar. Di mana, sepanjang 17,79 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp31,72 miliar dan Rp61,79 miliar lewat APBD.

Ketujuh, paket 10 : Sumbawa Besar – Semongkat – Batu Dulang, Jembatan Kokar Labangka dengan total kebutuhan anggaran Rp47,401 miliar. Sepanjang 0,89 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp19,787 miliar dan Rp27,613 miliar lewat APBD.

Kedelapan, paket 11 : Sp. Kempo – Sp. Kore, Jembatan Boro I, Jembatan Boro II, Jembatan Oi Mori II, Jembatan Oi Mori III dan Jembatan Kawinda VI dengan total kebutuhan anggaran Rp31,685 miliar. Sepanjang 3,66 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp13,227 miliar dan Rp18,458 miliar lewat APBD.

Kesembilan, paket 12 : Sila – Bajo, Jembatan Oi Katupa III, Jembatan Oi Katupa V, Jembatan Oi Katupa VI, Jembatan Piong III, Jembatan Piong IV, Jembatan Piong V dan Jembatan Piong VI dengan total kebutuhan anggaran Rp33,003 miliar. Sepanjang 6,23 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp13,777 miliar dan Rp19,226 miliar lewat APBD.

Kesepuluh, paket 13 : Kiwu – Sampungu, Jembatan Sori Kari’I, Jembatan Kiwu, Jembatan Sori Sowa dengan total kebutuhan anggaran Rp36,363 miliar. Sepanjang 4,68 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp15,179 miliar dan Rp21,183 miliar lewat APBD.

Kesebelas, paket 14 : Karumbu – Sape, Talabiu – Simpasai, Simpasai – Wilamaci, Jembatan Lere III, Jembatan Lere V dengan total kebutuhan anggaran Rp33,066 miliar. Sepanjang 2,9 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp13,803 miliar dan Rp19,262 miliar lewat APBD.

Keduabelas, paket 15 : Jalan Gajah Mada Bima, Jalan Datuk Dibanta, Jembatan Salo dengan total kebutuhan anggaran Rp36,007 miliar. Sepanjang 4,77 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp14,739 miliar dan Rp21,268 miliar lewat APBD.

Dan terakhir, paket 16 : Bima – Tawali, Tawali – Sape dengan total kebutuhan anggaran Rp75,167 miliar. Sepanjang 11,33 km ditangani lewat dana pinjaman PEN Daerah sebesar Rp30,955 miliar dan Rp44,211 miliar lewat APBD.

Pinjaman sebesar Rp750 miliar ini kembalikan selama 8 tahun dengan suku bunga 6,19 persen per tahun. Pada tahun 2021, Pemprov NTB diwajibkan membayar provisi ditambah bunga yang totalnya Rp18.525.937.500. Pembayaran cicilan akan dimulai pada Tahun 2023 dan akan selesai pada 2029.

Baca Juga: Antisipasi Omicron, Gubernur NTB Keluarkan Aturan Pembatasan Nataru

3. Sektor pertanian tetap juara

Berutang Rp750 Miliar, Ekonomi NTB Diproyeksikan Meningkat Tahun 2022Ilustrasi beras. kemendag.go.id

Sektor pertanian di NTB juga masih produktif, sebagai salah satu sektor yang berkontribusi cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi NTB. Bahkan, beras yang dihasilkan petani di NTB surplus dan ada yang dikirim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Selain itu, ekspor NTB juga mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19," jelasnya.

Pada  Bulan Oktober 2021, nilai ekspor Provinsi NTB  sebesar US$ 132.146.842  atau mengalami kenaikan sebesar 30,21 persen jika dibandingkan dengan ekspor Bulan September 2021 yang bernilai US$ 101.489.132. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, nilai ekspor Provinsi NTB Bulan Oktober 2021 mengalami penurunan sebesar 5,16 persen. Dimana tercatat Nilai ekspor Provinsi NTB pada Bulan September 2020 sebesar US$ 139.329.976.

Nilai ekspor Provinsi NTB bulan Oktober 2021 menurut negara tujuan menunjukkan China menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar yaitu US$ 126.987.265 atau sekitar 96,10 persen. Negara kedua dengan nilai ekspor Provinsi NTB Bulan Oktober 2021 tertinggi adalah Amerika Serikat dengan nilai US$ 3.357.611 atau sekitar 2,54 persen kemudian disusul Vietnam yaitu sebesar US$ 1.080.301 atau sekitar 0,82 persen.

Pada  Bulan Oktober 2021, nilai ekspor  tertinggi keempat ditujukan ke Australia dengan nilai US$ 456.558 atau sekitar 0,35 persen dan kelima ditujukan ke Puetro Rico dengan nilai US$ 178.200 atau sekitar 0,13 persen. Nilai ekspor Provinsi NTB ke Negara lain hanya mencapai 0,07 persen dari total ekspor Bulan Oktober 2021.

Kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan Oktober 2021 adalah Barang Galian/Tambang Non Migas sebesar US$ 126.865.849 (96,00 persen), Ikan dan Udang sebesar US$ 2.253.844 (1,71 persen), Daging dan Ikan Olahan sebesar US$ 1.287.412 (0,97 persen), Buah-buahan sebesar US$ 1.006.181 (0,76 persen), Perhiasan/Permata sebesar US$ 456.452 (0,35 persen), serta Garam, Kapur, Belerang sebesar US$ 182.294 (0,14 persen).

Sedangkan kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan September 2021 adalah Barang Galian/Tambang Non Migas sebesar US$ 90.976.068 (89,64 persen), Ikan dan Udang sebesar US$ 5.238.304 (5,16 persen), Buah-buahan sebesar US$ 2.586.112 (2,55 persen), Daging dan Ikan Olahan sebesar US$ 1.239.694 (1,22 persen), serta Perhiasan/Permata sebesar US$ 727.340 (0,72 persen).

Negara tujuan ekspor kelompok komoditas Barang Galian/Tambang Non Migas pada Bulan Oktober 2021 adalah China. Untuk ekspor kelompok komoditas Ikan dan Udang ditujukan ke Amerika Serikat, Puetro Rico dan beberapa negara lainnya, ekspor Kelompok Daging dan Ikan Olahan ditujukan ke Amerika Serikat dan Singapura. Sedangkan kelompok komoditas buah-buahan ditujukan ke Vietnam, serta kelompok komoditas perhiasan/permata ditujukan ke Australia.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 14,82 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,70 persen. Sementara itu, pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,58 persen. Di sisi lain, lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 6,44 persen.

Ekonomi NTB triwulan III-2021 dibanding triwulan II-2021 (q-to-q), mengalami pertumbuhan sebesar 0,50 persen. Pertumbuhan terjadi pada 7  lapangan usaha sedangkan 10 lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah industri pengolahan sebesar 46,53 persen dan konstruksi sebesar 16,36 persen.

Selanjutnya, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi tumbuh 2,24 persen; pertambangan dan penggalian lainnya tumbuh 2,12; dan jasa pendidikan tumbuh 2,04 persen. Sementara itu, beberapa lapangan usaha lainnya yang terkontraksi cukup dalam yaitu administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 11,45 persen; dan transportasi dan pergudangan sebesar 11,13 persen.

Perekonomian NTB masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,39 persen. Diiikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 16,70 persen; perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,92 persen; dan konstruksi sebesar 10,33 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian NTB mencapai 64,34 persen.

4. Sektor usaha mikro terus tumbuh

Sekda mengatakan UMKM di NTB terus tumbuh. Pada 2020 jumlah UMKM tercatat sebanyak 48.091. Namun tahun 2021, jumlah UMKM/IKM di NTB meningkat menjadi 103.284 UMKM. Salah satu inovasi untuk mendorong pertumbuhan UMKM di tengah pandemi Covid-19 adalah membuat marketplace lokal yaitu NTB Mall.

Dengan adanya NTB Mall sebagai marketplace produk lokal mampu  memperluas pemasaran produk IKM dan UMKM lokal  melalui digital marketing. Hal ini, kata Sekda, penting dilakukan untuk menjawab tantangan di masa pandemi Covid-19. Pada November 2021, omzet UMKM yang tercatat di NTB Mall mencapai Rp2,795 miliar.

Hingga Desember 2021, NTB Mall telah melibatkan 3.020 UMKM/IKM dengan jumlah 4.450 produk. Ada UMKM yang melakukan ekspor  produk ke Taiwan dan Eropa.  Sedang dalam progres ekspor  ke Timur Tengah dan Amerika.

Di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi NTB juga memberdayakan UMKM/IKM dalam program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Ada 4.673 IKM/UMKM yang tumbuh dan muncul di tengah kelesuan ekonomi, akibat pandemi.

Antara lain, UMKM/IKM Beras ada 139, Garam 10, Ikan Kering 95, Minyak Kelapa 67, Abon 102, Gula Aren 17, Susu Kedalai 138, Kopi 147, The Kelor 35, Serbat Jahe 22, Dedungki 1021, Masker 84, Sabun 18, Kue Kering 546, Goodybag vinyl 1921,  dan UMKM/IKM Kemasan Kertas sebanyak 311 buah. Pemerintah Provinsi NTB juga memberikan stimulus ekonomi  berupa mesin buatan lokal, dengan memberdayakan IKM/UMKM untuk memproduksi mesin yang dapat meningkatkan kapasitas usaha dan produknya.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Provinsi NTB, Ahmad Masyhuri, S.H., mengatakan UMKM NTB mampu tetap survive di tengah pandemi Covid-19 karena ada beberapa kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi NTB. Pada 2020, begitu pandemi Covid-19 merebak di NTB dan dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Gubernur menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar menyerap produk UMKM lokal.

"Ada Rp200 miliar lebih anggaran untuk pengadaan JPS Gemilang. Kebijakan itu membantu UMKM, karena ada yang menyerap produk mereka," kata Masyhuri.

Pada waktu itu, kata Masyhuri, Gubernur menerbitkan Pergub No. 43 Tahun 2020 tentang bela beli produk lokal. Dalam Pergub tersebut meminta OPD dalam mengutamakan produk lokal dalam pengadaan barang dan jasa."Itu yang bisa membuat UMKM survive di tengah pandemi," ujarnya.

Tahun 2022, ada beberapa event besar di NTB yang menjadi  trigger yaitu MotoGP, MXGP dan WSBK. Melalui pendampingan dari Kementerian Koperasi dan UKM serta United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), sebuah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 10 UMKM NTB ditargetkan naik kelas. Dimana produk UMKM tersebut berorientasi ekspor.

Tim Penulis : Muhammad Nasir, Ahmad Viqi dan Linggauni

Baca Juga: Oknum Jaksa Kejati NTB Diduga Tipu CPNS, Kerugian Capai Ratusan Juta

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya