Ilustrasi kekeringan. pexels.com/Pixabay
Bencana kekeringan meteorologis yang kerap melanda di musim kemarau terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB. Yuhanna menyebutkan wilayah yang masuk siaga kekeringan seperti di Kabupaten Lombok Timur yaitu, Kecamatan Sambelia,Montong Gading,Masbagik, Jerowaru dan Sakra Barat.
Kemudian Kabupaten Lombok Tengah yaitu kecamatan janapria, Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Pemenang, Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Buer, Moyo Hilir, Lape, Moyo Hulu, Plampang,Lape, Moyo Utara, Moyo Hilir, Unter Iwes, Empang Dan Labangka. Sedangkan di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Kecamatan Taliwang, Jereweh, Maluk dan Sekongkang.
Selanjutnya di Kabupaten Dompu yaitu Kecamatan Dompu, Kempo, manggalewa, Pajo, Kilo. Kemudian Kabupaten Bima yaitu kecamatan Sape, lambu, Belo, Bolo, Lambitu, Madapangga Monta, Palibelo, Soromandi, Wawo. Serta Kota Bima yaitu Kecamatan Raba dan Rasanae Timur.
Untuk wilayah dengan level waspada kekeringan di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, dan Tanjung. Kemudian Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Alas, Utan, Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Kecamatan Poto Tano dan Seteluk dan Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Donggo, Langgudu dan Sanggar.
Sedangkan wilayah dengan level awas kekeringan terdapat di Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Labuhan Badas dan Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Woha. Memasuki periode puncak musim kemarau 2022, kata Yuhanna, masyarakat NTB perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), hingga suhu dingin yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Namun demikian, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal. Seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba," katanya.