Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Heboh Potensi Gempa Magnitudo 8,5 di NTB, Ini Penjelasan BMKG!

Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Mataram, IDN Times - BMKG Stasiun Geofisika Mataram merespons potongan video dan informasi yang beredar luas di media sosial yang menghebohkan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait potensi gempa bumi magnitudo 8,5.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram Sumawan, Kamis (1/5/2025) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan zona wilayah pertemuan tiga lempeng utama dunia yang mengakibatkan hampir seluruh wilayah Indonesia rawan terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami.

Berdasarkan data Pusat Studi Gempabumi Nasional tahun 2017, wilayah NTB memiliki sumber gempa bumi aktif. Meliputi Sesar Naik Busur Belakang Flores yang berada di sebelah utara dan Zona Subduksi yang merupakan pertemuan lempeng tektonik yang berada di selatan. Serta sesar aktif di darat maupun di laut.

1. Zona subduksi selatan NTB punya potensi gempa dengan kekuatan signifikan dan tsunami

Kepala Stasiun Geofisika Mataram Sumawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Sumawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sumawan menjelaskan zona subduksi selatan NTB memiliki potensi gempa bumi dengan kekuatan yang signifikan dan dapat menimbulkan potensi tsunami.

Dia mengingatkan bahwa NTB pernah memiliki sejarah tsunami pada 19 Agustus 1977 dengan gempa magnitudo 8,3 yang menicu tsunami di Teluk Awang dan Lunyuk.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa dimasa akan datang secara tepat hari, tanggal, dan jam.

"Sehingga apabila menerima informasi akan terjadi gempa pada hari, tanggal dan jam, bisa dipastikan informasi tersebut tidak benar," tegas Sumawan.

2. Meningkatkan literasi mengenai potensi bencana

Kegiatan simulasi bencana di SMAN 1 Penebel Tabanan, Sabtu (26/4/2025) (Dok.IDNTimes/Istimewa)
Kegiatan simulasi bencana di SMAN 1 Penebel Tabanan, Sabtu (26/4/2025) (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Sumawan mengatakan hal-hal yang harus dilakukan masyarakat menyikapi potensi gempa dengan kekuatan signifikan di NTB. Antara lain meningkatkan literasi mengenai potensi bencana di tempat tinggal masing-masing.

Kemudian memastikan informasi mengenai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami hanya berasal dari Instansi resmi yang bertanggungjawab atas informasi tersebut, yaitu BMKG.

"Kami BMKG Stasiun Geofisika Mataram siap melayani informasi gempabumi dan diseminasi informasi peringatan dini tsunami di wilayah NTB dan sekitarnya secara terus menerus 24 jam," katanya.

3. BNPB ingatkan potensi gempa magnitudo di NTB

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengingatkan potensi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo sampai 8 di wilayah NTB. Dia mengatakan wilayah NTB diapit oleh dua lempeng bumi yang dapat memicu gempa dengan kekuatan besar.
Sehingga, dia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat.

"Karena gempa bumi dan tsunami secara ilmiah, belum bisa diprediksi terjadi. Untuk itu, kebencanaan adalah urusan bersama, bukan hanya BNPB," kata Suharyanto pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang dipusatkan di Kota Mataram, NTB, Sabtu (26/4/2025).

Dalam peringatan HKB tahun ini, dia mengajak masyarakat untuk melakukan simulasi evakuasi mandiri, mengatur rencana tanggap darurat keluarga, mengenali risiko bencana di sekitar dan memperkuat jejaring komunitas tangguh bencana. Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengatakan NTB potensi bencana di NTB cukup banyak. Sehingga kesiapsiagaan dan perlindungan masyarakat harus terus ditingkatkan.

Untuk itu, NTB harus memiliki rencana kontinjensi yang matang, untuk berbagai skenario kebencanaan. Ke depan, NTB bisa mempererat kerja sama dengan BNPB tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan daerah, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat mitigasi bencana di kawasan timur Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Muhammad Nasir
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us