Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gubernur NTB Soroti Standar Keselamatan Destinasi Petualangan Rinjani

IMG_20250717_100840_398.jpg
Pelatihan Vertical Rescue di Gunung Rinjani Lombok Timur. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan di destinasi wisata petualangan Gunung Rinjani, Lombok. Dia menekankan bahwa keselamatan dan kesiapsiagaan menjadi syarat mutlak dalam mewujudkan destinasi wisata beratandar global.

Hal itu dikatakan pada kegiatan Forum Penjaringan Masukan Perumusan Kebijakan “Rinjani Destinasi Pendakian Berstandar Global” di Kantor Bappeda NTB, Selasa (22/7/2025). Eks Duta Besar Indonesia untuk Turki ini menceritakan pengalamannya saat bertugas di Kementerian Luar Negeri.

Pada 2018, ketika terjadi gempa besar di Lombok yang menyebabkan ribuan wisatawan asing terlantar di Gili Trawangan, Lombok Utara.

“Saat itu, ribuan WNA terjebak. Kami berhasil mengevakuasinya dengan melibatkan para nelayan masyarakat lokal. Pengalaman itu menunjukkan bahwa kita sering mengundang tamu, tetapi belum siap saat keadaan darurat terjadi,” kata Iqbal.

1. Harus punya rencana kontijensi

IMG_20250717_091749_074.jpg
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Iqbal mengatakan pentingnya memiliki rencana kontinjensi yang jelas dalam penanganan bencana, tidak hanya di Rinjani tetapi juga di kawasan wisata lain seperti Mandalika. Menurutnya, semua destinasi wisata harus punya sistem evaluasi, jalur penyelamatan yang benar, serta pelatihan Vertical Rescue di Rinjani.

"Seperti yang pernah dilakukan pelatihan vertikal rescue evakuasi yang berkelanjutan dan ini soal menciptakan kenangan baik bagi wisatawan, bahkan di saat darurat,” ujarnya.

2. Insiden jatuhnya pendaki Brasil Juliana Marins jadi pelajaran memperbaiki tata kelola Rinjani

IMG-20250623-WA0021.jpg
Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi pendaki Brasil yang jatuh di jalur puncak Gunung Rinjani, Senin (23/6/2025). (dok. SAR Mataram)

Iqbal mengingatkan agar kejadian kecelakaan pendaki di Rinjani seperti yang dialami pendaki Brasil Juliana Marins supaya dijadikan pelajaran penting untuk memperbaiki tata kelola pendakian Rinjani menjadi lebih baik.

Dia mengakui bahwa memang masih banyak kekurangan tetapi melalui Forum Penjaringan Masukan Perumusan Kebijakan dapat disusun langkah untuk mewujudkan Rinjani Destinasi Pendakian Berstandar Global.

“Dari hal kecil, kita bisa memulai untuk menjadi lebih baik. Kita memang masih banyak kekurangan, tapi dari forum ini kita bisa menyusun langkah bersama menuju standar global,” ujarnya.

3. Pengelolaan Rinjani harus mengacu standar global

IMG_20250701_065518_196.jpg
Wisatawan mancanegara menikmati keindahan Sembalun dari Bukit Selong Kawasan Gunung Rinjani. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Bappeda NTB, Iswandi menjelaskan bahwa Forum Penjaringan Masukan Perumusan Kebijakan bertujuan memperkuat arah kebijakan Gubernur NTB dalam menjadikan Rinjani sebagai destinasi wisata petualangan yang mampu menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Semua pihak harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan destinasi wisata petualangan ini. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman yang sama, bahwa pengelolaan Rinjani harus mengacu pada standar global,” ujarnya.

Meskipun Gunung Rinjani secara geografis berada di Pulau Lombok, tetapi keberadaannya merupakan aset bersama masyarakat dunia yang harus dijaga kelestariannya. Untuk itu, tata kelolanya harus dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan berstandar internasional.

Forum ini juga menjadi wadah untuk menjaring masukan dari berbagai pihak guna merumuskan kebijakan terpadu dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi NTB dalam peta pariwisata global.

Gunung Rinjani merupakan salah satu destinasi alam yang menarik ribuan pengunjung dan dikelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Jumlah Wisatawan meningkat dari 39.226 pada orang pada tahun 2021 menjadi 177.321 di tahun 2024.

Namun, Gunung Rinjani menuntut tata kelola yang efektif sesuai standar global. Hal ini menjadi kursial mengingat akhir-akhir ini terjadi kecelakaan jatuhnya pendaki Juliana Marins pada 21 Juni 2025. Dalam kurun waktu 2020 hingga 2024 terdapat 180 kasus kecelakaan pendakian di Gunung Rinjani.

Disisi lain, permasalahan Gunung Rinjani juga pada kebersihan. Jika melihat dari dari lonjakan signifikan timbunan sampah pada tahun 2020 sebesar 3.269 Kg menjadi 43.256 kg pada tahun 2024. Dari total timbunan sampah dalam 5 tahun, jika terus berlanjut maka lebih dari 50% atau sebesar 36.902 kg sampah tidak dapat dikelola di tahun 2030.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us