Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Iqbal mengatakan dalam penurunan angka kemiskinan, tingkat kemiskinan di NTB menurun dari 11,91 di tahun 2024 menjadi 11,78 persen di tahun 2025. Dengan dimulainya program desa berdaya transformatif, dia optimistis penurunan angka kemiskinan akan semakin progresif.
Pemprov NTB menyasar 106 desa miskin ekstrem melalui program desa berdaya. Sehingga ditargetkan angka kemiskinan ekstrem pada akhir masa jabatan menjadi nol.
Dalam bidang ketahanan pangan, eks Duta Besar Indonesia untuk Turki itu mengatakan Pemprov NTB fokus kepada upaya peningkatkan produksi tanaman pangan dan meningkatkan nilai tukar petani. Dia menyebut program optimalisasi lahan (oplah) yang dilakukan pada lebih dari 10.700 hektare sawah, untuk memastikan ketersediaan air.
Sehingga petani yang semula hanya sekali tanam menjadi dua kali dan yang semula dua kali menjadi tiga kali. Karena itu, produksi padi NTB yang pada tahun 2024 pada angka 1,45 juta ton akan mengalami kenaikan drastis menjadi lebih dari 2 juta ton pada akhir tahun 2025 ini.
Dia juga menyebut nilai tukar petani NTB pada Desember 2024 berada pada angka 123, mengalami kenaikan drastis menjadi 128 pada November 2025. "Seperti yang selalu diimpikan Presiden Prabowo dan kita impikan bersama, hari ini petani sudah mulai tersenyum. Tapi kita ingin senyum petani lebih lebar, kita akan terus berjuang untuk itu," kata dia.