Pemandangan alam di Pulau Bungin dilengkapi dengan restoran terapung. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Meskipun berada di daerah terpencil, Pulau Bungin menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah. Selain itu, Pulau Bungin juga kaya potensi pariwisata, mulai dari wisata budaya, wisata alam dan kuliner.
Pulau Bungin juga sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Wisatawan yang berwisata daari Bali ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) wajib singgah ke Pulau Bungin. Jaelani menyebutkan dalam sebulan, selalu ada rombongan wisatawan asing yang datang ke Pulau Bungin.
Selain itu, Pulau Bungin juga banyak dikunjungi wisatawan domestik seperti Sumbawa Timur, Sumbawa Barat dan Lombok. "Daya tariknya Pulau Bungin terpadat di dunia dan kambing makan kertas," tutur Jaelani.
Masyarakat Pulau Bungin berasal dari Suku Bajo Sulawesi. Nama Bungin berasal dari kata Bubungin. Artinya, tumpukan pasir putih. Dulu, nenek moyang masyarakat Pulau Bungin adalah pelaut dari Suku Bajo Sulawesi. Pada suatu hari melaut dan singgah di tumpukan pasir putih dan membuat rumah panggung. Sehingga lama kelamaan menjadi pulau yang saat ini dinamakan Pulau Bungin.