Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang wanita sedang murung (pixabay.com/RyanMcGuire)

Bima, IDN Times - Seorang gadis asal Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat disekap oleh teman laki-lakinya selama 10 hari di sebuah rumah kosong di Kecamatan Sape. Gadis inisial J (13) ini sempat dikabarkan hilang oleh keluarganya sejak berangkat sekolah pada Selasa (18/1/2022).

Keluarga J sampai meminta bantuan paranormal untuk menerawang keberadaannya. Kini J sudah kembali ke rumah dan masih dalam keadaan trauma.

1. Sempat izin pergi sekolah

Keluarga korban lapor polisi ke Polsek Sape/dok. Syarifuddin

Menurut keterangan paman korban, Syafruddin Haji Muhammad Amin (52) sebelumnya korban sempat dikabarkan hilang oleh pihak keluarga. Sebab korban tidak kembali usai berangkat sekolah. 

Selama sepekan tidak kembali, ujar Syafruddin, pihak keluarga bersama masyarakat Desa Rai Oi beramai-ramai melakukan pencarian korban ke salah satu puncak Gunung Kabuju Desa Na,e Kecamatan Sape Bima.

"Jadi awalnya korban kita kira hilang. Kita cari ke hutan ke kebun sampai ke gunung," ujar Syarifuddin, Kamis (3/2/2022).

2. Minta bantuan dukun

Ilustrasi dukun (yukepo.com)

Korban tak kunjung ditemukan setelah pencarian selama sepekan. Bahkan, pihak keluarga meminta bantuan paranormal agar bisa menemukan keberadaan korban.

"Ibunya khawatir, jadi kami antar ke beberapa dukun minta bantuan agar korban segera bisa ditemukan," ujarnya.

Setelah mencari dan meminta paranormal, keluarga korban pun pasrah. Akhirnya ujar Syarifuddin pihak keluarga melaporkan dengan dugaan kehilangan ini di Polsek Kecamatan Sape Bima.

"Setalah cari ke mana saja, tanya temannya, tanya semua kerabatnya, kami lapor polisi," ujar Syarifuddin.

3. Ternya korban disekap rekannya di rumah kosong

Pixabay.com

Sejak 10 hari tak kunjung pulang, ujar Syarifuddin, orang tua terduga pelaku yang merupakan rekan korban menelepon kepada bibi korban bahwa korban berada di rumah rekannya yang merupakan siswa MTs Swasta di Kecamatan Sape. Ibu terduga pelaku pun mengantar korban pulang pada Sabtu (29/1/2022).

"Diantar oleh orang tua terduga pelaku. Awalnya seperti tidak apa-apa. Tapi korban ini jadi murung, diam dan pandangan kosong setelah dibawa pulang oleh orang tua terduga pelaku," cerita Syarifuddin.

Pada Selasa 1 Februari 2022, korban pun akhirnya buka suara. Setelah tidak mau makan dan seperti orang hilang ingatan, korban bercerita kepada ibunya bahwa ia telah disekap oleh rekan korban selama 10 hari di sebuah rumah kosong milik terduga pelaku.

"Setelah ibunya bilang kalau korban tidak mau cerita, maka ibunya akan ditangkap polisi. Barulah korban bercerita kalau dia disekap teman laki-lakinya di sebuah rumah kosong," ujar Syarifuddin.

Sebelumnya, ujar Syarifuddin, pihak sekolah sempat ikut mencari tahu keberadaan korban. Orang tua korban pun mengaku bahwa korban tidak pernah pulang sejak berangkat sekolah tanggal 18 Januari 2022.

"Korban ini disekap dan tidak dikasih makan, hanya dikasih minum oleh rekan korban. Kami pun keberatan," katanya.

4. Keluar korban lapor polisi

pixabay

Syafruddin mengaku keluarga korban telah melaporkan aksi penyekapan itu ke Polsek Sape pada Kamis (3/2/2022) ke Polsek Sape.

Terpisah, Kasi Humas Polres Bima Kota Iptu Jufrin Rama mengatakan pihaknya telah menerima laporan dugaan penyekapan siswi SMPN 1 Sape Kabupaten Bima.

"Kita sudah terima laporannya Kamis kemarin," katanya.

Saat ini korban telah ditangani Lembaga Perlindungan Anak di Kabupaten Bima untuk mendapatkan penanganan psikologis. 

"Jadi belum bisa kita periksa," ujar Jufrin.

Editorial Team