Ilustrasi Reporter (IDN Times/Arief Rahmat)
Khairiah Lubis selaku Ketua Panitia kegiatan menuturkan, kenapa FJPI secara khusus mengusung tema tentang ‘Menyusuri Jejak Sumatera sebagai Pelopor Pers Perempuan di Indonesia’. Hal itu dikarenakan Sumatera memiliki sejarah panjang dalam perjuangan pers perempuan di Indonesia.
Negeri Andalas yang membujur dari Teluk Benggala hingga Selat Sunda ini adalah tempat lahirnya pers perempuan di Indonesia. Ada dua media perempuan asal Sumatera yang menandai perjuangan perempuan dari sisi pers, yaitu Koran Sunting Melayu yang didirikan oleh Rohana Kudus di Sumatera Barat sekitar tahun 1912, dan Koran Perempuan Bergerak yang diprakarsai Boetet Satidjah dari Medan, Sumatera Utara pada tahun 1919.
Sementara itu, Sunting Melayu tercatat sebagai surat kabar pertama di Indonesia yang dipimpin, dijalankan, dan diperuntukkan bagi kaum perempuan.
“Dengan isu nasionalisme dan emansipasi perempuan dalam pendidikan, Rohana berperan sebagai pemimpin redaksi yang turut dibantu oleh Zubaidah Ratna Djuwita. Tidak hanya menjadi wadah berpendapat para perempuan di Sumatra Barat, Sunting Melayu yang terbit seminggu sekali dan bertahan terbit hingga 9 tahun juga menampung tulisan dari daerah-daerah lain di Indonesia,” tuturnya.
Kelahiran Sunting Melayu lanjutnya, menandakan babakan baru pergerakan dan akselerasi kemajuan perempuan Indonesia. Sunting Melayu memuat tulisan-tulisan mengenai isu-isu kemajuan perempuan, biografi-biografi perempuan berpengaruh, dan berita-berita dari luar negeri.
Di Medan, Koran Perempuan Bergerak disebut bukan koran biasa. Dari pemilihan namanya, menegaskan bahwa koran ini adalah media progresif. Pada halaman depan koran tertulis, “Penyokong perjuangan kaum perempuan”.
Perempuan Bergerak memiliki jargon “sahabat terbaik mampu melindungi sesama perempuan harus saling mendukung dan melindungi”. Semangat ini elevan dengan jargon yang diangkat gerakan perempuan saat ini, yaitu woman support woman.
“Hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan ikut berpartisipasi di dunia politik menjadi iisu utama edisi-edisi Perempoean Bergerak. Media ini tidak hanya mengulas tugas perempuan dalam penjagaan rumah tangga, adab sopan santun, kehidupan suami istri, menjaga dan merawat anak serta pergaulan sehari-hari, tapi juga menyuarakan gerakan perempuan dan sastra,” jelasnya.