Mataram, IDN Times - Sejumlah destinasi wisata yang dulunya ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kini mulai ditinggalkan. Misalnya, destinasi wisata Pasar Seni Sayang-Sayang di Kota Mataram, destinasi wisata Lembah Hijau di Lombok Timur dan destinasi wisata Senggigi Lombok Barat. Banyak toko, restoran, hotel, club yang menawarkan jasa hiburan hingga kuliner di Pantai Senggigi perlahan tutup. Hal ini bahkan terjadi sejak sebelum pandemik- covid-19.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat Lalu Rifhandani mengatakan selama pandemik COVID-19 merebak di Provinsi NTB, khususnya di Kabupaten Lombok Barat diakui bahwa wisata pantai Senggigi yang dulunya sebagai lokasi Jazz Festival kini perlahan mati suri. Sebelum pandemik, NTB juga diguncang gempa pada tahun 2018 lalu. Sejak saat itu kunjungan wisatawan ke Senggigi sudah berkurang.
Rifhan mengatakan untuk menghidupkan wisata Pantai Senggigi, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menggaungkan hastag #AyoKembalikeSenggigi. “Pada intinya kegiatan yang kita tunjukkan agar Senggigi tetap ada, selalu kita lakukan. Buktinya kita tunjukkan dua tahun, di 2020 ini ada launching ayo kembali ke Senggigi,” ujar Rifhan, kepada IDN Times, Jumat (7/1/2021).
Dia mengakui bahwa saat ini kunjungan ke Senggigi memang sangat sepi jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Misalnya pada tahun 2010, kunjungan wisatawan ke Senggigi masing sangat ramai. Saat itu, Senggigi masih menjadi primadona wisatawan. Bahkan sampai ada ungkapan “belum ke Lombok kalau belum ke Senggigi.” Namun kini kunjungan wisatawan sudah semakin berkurang.
Berkurangnya kunjungan wisatawan itu tidak hanya karena pandemik atau bencana gempa bumi. Saat ini juga sudah semakin banyak destinasi wisata menarik lainnya di NTB. Meski demikian, Senggigi masih terus berusaha untuk mempercantik diri. Pemda Lombok Barat masih terus berupaya untuk menjadikan Senggigi sebagai bunga wisata, sehingga menarik kumbang atau wisatawan untuk datang.