Foto puluhan siswa saat tutup jalan. (Sumber foto:Warganet)
Terkait penyegelan sekolah tersebut, Salahuddin mengaku sudah beberapa kali menggelar rapat koordinasi mencari jalan keluar. Melibatkan orang tua wali murid, pihak Polsek Wera, Kepala SMAN 3, komite sekolah setempat, bahkan pekerja proyek. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
"Pekerja proyek ini yang gak mau damai dan ngotot akan tetap mengganggu siswa dan guru ketika berada dalam lingkungan sekolah," ungkapnya.
Mereka baru mau membuka segel, ketika pihak kontraktor membayar lunas upah selama bekerja membangun gedung sekolah setempat. Karena dari versi mereka, masih ada upah yang belum dibayar kontraktor senilai Rp 74 juta.
"Sementara saya konfirmasi dengan pihak kontraktor, mereka bilang telah melunasi semuanya bahkan pembayaran sudah lebih," terangnya.
Kendati demikian, diakui Salahuddin pihak kontraktor dalam waktu dekat akan berkunjung ke Kabupaten Bima untuk bertemu dengan pekerja gedung sekolah terkait. "Cuman waktunya belum mereka sampaikan. Yang jelas dalam waktu dekat mereka janjikan akan ke Bima bahas masalah ini," tandas dia.