Dijepret Nonton MotoGP Pakai Sarung, Warga: ini Lahan Kami, Marquez!

Faktanya, tiga orang warga lokal yang dijepret kamera setelah diunggah laman twitter @HRC_MotoGP itu merupakan warga asli Dusun Ebunut yang sudah lama mendiami area Kawasan Sirkuit Mandalika. Ketiga warga di dalam foto bersama pembalap Marc Marquez itu lantas viral dan tuai komentar warganet.

Nama ketiga warga yang berada satu frame dengan Marc Marquez itu adalah Dan, Manim dan Sibawaih. Mereka terlihat menikmati para pembalap yang melintas di depan mereka.

Ini mendapat sorotan pencinta olahraga MotoGP Indonesia bahkan dunia. Tak banyak warga yang tahu persoalan pelik yang dihadapi ketiga warga yang berada di dalam foto unggahan twitter resmi @HRC_MotoGP itu.

“Tweet ini menimbulkan kesalahpahaman besar di platform lain. Jika Anda merasa mereka mengganggu atau melanggar aturan, minta saja staf untuk menyuruh mereka pergi dari tempat itu,” komentar akun @soygrl_ dalam unggahan itu menggunakan Bahasa Inggris.

Setelah viral dan mendapat sorotan di media sosial, pemilik lahan Amak Sibawaih (51) yang digusur tanpa ada proses pembayaran dari PT ITDC tepat di tikungan 9 persil/HPL 270 Penlok I mengaku tidak mengetahui dirinya akan viral saat masuk bidikan kamera dari Repsol Honda Team.

“Kami tidak menonton di lahan orang, mungkin bidikan melalui kameramennya membidik saya saat Marquez melintas. Orang-orang tidak tahu, saya juga tidak tahu kalau itu Marquez yang difoto,” kata Sibawaih kepada IDN Times, ditemui di kediamannya tepat di sebelah timur tikungan 9 Sirkuit Mandalika.

Menurutnya, apa yang selama ini menjadi perbincangan banyak orang di belahan dunia bahwa akan ada MotoGP di Lombok juga tidak mengetahui bahwa ada lahan warga yang digusur paksa untuk membangun lintasan Sirkuit Mandalika.

“Kalau ini, mungkin orang-orang yang tahu saya ini Sibawaih tidak banyak. Iya, mereka pasti paham kalau kami nonton di rumah sendiri,” ujarnya.

Faktanya, ujar Sibawaih, dia dan semua keluarganya yang masih tinggal di sekitar Sirkuit Mandalika itu tidak pernah sekalipun mengusik agenda tes pramusim MotoGP yang berlangsung di samping rumahnya.

Meski menjadi perbincangan pencinta dunia otomotif, Sibawaih mengatakan bahwa pencaplokan lahan miliknya harus diketahui oleh seluruh rider MotoGP yang belakangan memuji keindahan sirkuit sepanjang 4,3 kilometer itu.

Foto yang diunggah Team Repsol Honda itu bercerita bahwa Marc Marquez sangat menikmati lintasan Sirkuit Mandalika dengan 17 tikungannya.

“Saya suka tikungan pertama dan sektor keempat dan ini adalah sirkuit yang menarik, akan menyenangkan untuk balapan,” tulis Marc Marquez di laman Instagram resminya @marcmarquez93 Jumat kemarin.

“Saya mulai merasakan sesuatu yang istimewa dengan motor hari ini, mari kita lihat apa yang akan terjadi besok,” katanya.

Pernyataan rider asal Spanyol itu, ujar Sibawaih, menyebutkan bahwa dirinya sangat menikmati lintasan Sirkuit Mandalika. Namun, rider yang menjuarai MotoGP 6 kali itu harus mengetahui bahwa ada jeritan hati warga lokal yang belum mendapat bayaran lahan dari PT ITDC sebagai penyelenggaran event MotoGP.

“Kalau dia tahu ada lahan kami belum dibayar dan melihat keadaan kami menderita, mungkin tidak akan enak hati jika harus mendengar kabar itu,” kata Sibawaih.

Sampai dengan hari ini, belum ada langkah penyelesaian sengketa lahan dari tim satgas yang telah dibentuk Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah beberapa waktu lalu.

“Intinya, apakah saya akan meninggalkan lahan? Untuk sementara saya tidak ada niat. Kita tidak tahu apakah nanti akan digusur paksa, mungkin kita tidak tahu,” kata Sibawaih pemilik sisa lahan seluas 3,43 hektare tepat di samping tikungan 9 dan 10 Sirkuit Mandalika itu.

Sibawaih juga bertutur rider yang dijuluki Baby Alien itu sempat mendatangi halaman rumahnya sebelum berfoto di atas Bukit Seger Mandalika dan viral di media sosial Rabu (9/2/2022) lalu.

Saat itu, ujar dia, ada empat orang Tim Repsol Honda sedang lari mengelilingi area Pantai Seger dan melewati gang rumahnya di dekat Tunnel 2 Sirkuit Mandalika.

“Dia pernah lewat ke sini. Dia lihat-lihat kami dengan wajah heran. Dia juga tidak tahu bahwa ada suara hati warga lokal yang menangis di sini,” pungkas Sibawaih.