Hidayat mengatakan, sebenarnya wilayah setempat tidak mudah diterjang banjir bandang. Terlebih letaknya berada di wilayah pesisir perairan Soromandi, sehingga air hujan diklaim langsung mengalir dan masuk teluk.
"Sejatinya sebegitu. Yang jadi soal dan pemicu banjir itu ada pada sungai, karena sungainya sempit. Sehingga saat hujan, air meluap dan masuk pemukiman warga," terangnya.
Andaikan sungai diperluas, menurut dia, wilayah setempat tidak mudah diterjang banjir. Kalaupun terendam banjir, tidak separah seperti sekarang ini.
Terkait persoalan ini, Hidayat mengaku sudah berulang kali mengadu ke Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD Kabupaten Bima. Namun hingga hari ini, tak kunjung membuahkan hasil.
"Belum ada, sering malah saya minta bantuan mereka perluasan sungai," akunya.
Sementara ingin mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD), menurut Hidayat hal yang mustahil dilakukan. Karena dana yang bersumber dari pemerintah pusat tersebut beberapa tahun terkahir diarahkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) Covid-19.
"Alternatifnya bantuan dari Pemda dan DPRD yang kita andalkan sekarang. Kalau dana desa, sudah jelas gak bisa," tandasnya.