Perbaikan dua 2 ruang kelas yang mangkrak dari dana pokir dewan. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Aripi mengungkapkan pihak sekolah juga sering mengajukan proposal perbaikan gedung sekolah ke pemerintah daerah. Bahkan, Bappeda Lombok Tengah juga pernah turun melihat kondisi sekolah. Tetapi pihak sekolah hanya diminta menunggu dengan alasan sekolah yang kondisinya seperti ini bukan saja SDN Bile Tengak.
Saat ini, SDN Bile Tengak mendapatkan bantuan untuk renovasi sedang untuk 2 kelas. Informasi yang diperoleh pihak sekolah dananya berasal dari pokir DPRD. Tetapi, sejak dikerjakan pada 24 Agustus lalu, pengerjaan atap dua ruangan kelas SDN Bile Tengak malah mangkrak.
Aripi mengatakan dulunya rekanan yang mengerjakan, perbaikan atap, plafon dan pengecatan 2 ruangan kelas SDN Bile Tengak akan rampung selama 2 Minggu. Tetapi sampai pertengahan September, pengerjaannya tidak tuntas. Malah ditinggalkan oleh rekanan yang mengerjakan.
"Mungkin modalnya belum cukup. Ini dari pokir dewan. Tapi kita belum tahu siapa orangnya," ucapnya.
Aripi mengatakan kondisi sekolah negeri yang nyaris roboh di daerah yang dekat dengan vila-vila mewah di daerah selatan Lombok Tengah memang cukup ironis. Seharusnya, pihak investor juga punya perhatian terhadap dunia pendidikan di sekitarnya.
"Kalau musim begini kita masih santai. Tapi kalau sudah musim hujan, ruangan bocor. Makanya kita tak bisa jamin keamanannya. Orang tua siswa juga khawatir atap sekolah ambruk," katanya.