Ilustrasi acara Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di hotel Yogyakarta. (IDN Times/Paulus Risang)
Sahlan mengkritik Presiden Prabowo Subianto yang tidak memperhatikan sektor pariwisata sebagai pengungkit ekonomi. Di sisi lain, Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, tetapi sektor pariwisata tidak diperhatikan.
"Itu paradoksnya, ingin pertumbuhan ekonomi 8 persen, tapi sektor pariwisata tidak mendapat perhatian. Tidak pernah saya dengar unsur-unsur yang berkaitan dengan pariwisata disebut oleh pak Presiden. Menteri Pariwisata juga belum ada gebrakannya, langkah konkretnya tidak ada," kata Sahlan.
Dia berharap pemerintah berkaca dari negara tetangga seperti Vietnam. Mereka mengelola pasar Indonesia menjadi market utama pariwisata di ASEAN. Dalam lima tahun terakhir, Vietnam terus melakukan promosi di Surabaya, Bali, Lombok dan Kalimantan.
Sehingga mereka berhasil menarik wisatawan dari Indonesia ke Vietnam. Begitu juga negara tetangga lainnya seperti Singapura, Thailand dan Malaysia.
"Sementara Indonesia ingin mendatangkan wisatawan dari beberapa negara di Asia tapi tidak melakukan upaya promosi seperti yang mereka lakukan terhadap kita," jelas Sahlan.