Monitoring hari tanpa hujan di NTB. (dok. BMKG Staklim NTB)
Sementara, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana menambahkan bahwa saat ini sebagian wilayah NTB mulai memasuki periode musim kemarau. Masyarakat diminta tetap perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir dan tanah longsor.
Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya. Dia menjelaskan pada dasarian II Juni 2025 (11 - 20 Juni) terdapat peluang curah hujan di bawah 20 mm/dasarian sebesar 20% hingga 90% yang terjadi di sebagian besar wilayah NTB.
Peluang curah hujan di bawah 50 mm/dasarian sebesar 10-60% terjadi di sebagian Pulau Lombok dan sebagian kecil Bima. Sedangkan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Juni 2025 (1-10 Juni) secara umum berada pada kategori rendah 0-10 mm/dasarian hingga kategori menengah 101 – 150 mm/dasarian.
Terdapat sebagian kecil wilayah dengan kategori curah hujan Tinggi 151 – 200 mm/dasarian pada dasarian I Juni 2025. Sifat hujan pada dasarian I Juni 2025 di wilayah NTB umumnya berada pada kategori atas normal, terdapat pula sebagian kecil wilayah dengan kategori sifat hujan bawah normal hingga normal.
Pihaknya mencatat curah hujan tertinggi di pos hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 242 mm/dasarian. Sementara, monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) provinsi NTB secara umum sangat pendek yaitu 1 – 5 hari tanpa hujan hingga masih ada hujan saat updating.