ilustrasi uang (Shutterstock)
Pemkot Mataram membagi penyaluran JPS tahun 2020 ke dalam lima tahap. Pada tahap 1 dan 2 jumlah penerima bantuan sebanyak 19.803 kepala keluarga. Pada tahap 3 sampai 5 jumlah penerima bantuan menjadi 32.548 kepala keluarga.
Total anggaran JPS Pemkot Mataram senilai Rp43 miliar. Bantuan itu berupa beras, biskuit, sabun antiseptik, minyak goreng, abon, hingga gula setara Rp250 ribu per paket.
Seperti ramai diberitakan media massa waktu itu, muncul sejumlah masalah dalam penyaluran bantuan tersebut. Berikut ini daftarnya: ada beras yang di bawah standar, gula yang kurang takaran, abon yang kedaluwarsa, kemasan tak layak, hingga proses pengadaan yang tidak transparan.
Pemkot mendapatkan rekanan yang kurang kredibel dan diduga terkait dengan pejabat Kota Mataram.
Mitra rekanan pengadaan barang dipegang CV Bangil Persada dan CV Surya Jaya Mandiri Putra.
Tetapi tim asistensi dari kejaksaan, kepolisian, inspektorat, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan OPD teknis beranggapan permasalahan takaran ini masih dalam batas kewajaran.
Pada bantuan tahap 2 antara Juni hingga Juli 2020, kualitas bantuan bertambah buruk di mana kualitas beras di bawah standar. Pihak distributor yakni CV Ujung Langit dan CV Niaga Jaya Mandiri Kota Mataram.
Semestinya, masyarakat memperoleh bantuan beras kualitas C4 Super seharga Rp67 ribu per 5 kilogram. Tetapi sejumlah warga mengeluhkan kondisinya yang sudah berkutu.
Meskipun memang masih bisa untuk dikonsumsi.
Memasuki penyaluran bantuan tahap 3, tim asistensi mendapati permasalahan kutu dalam beras ini. Pemerintah sudah terlanjur mendatangkan delapan ton beras.
Jika tidak situasinya bisa jauh lebih gawat. Soalnya, jumlah penerima bantuan tahap 3 bertambah hampir dua kali lipat.
Karena volume bantuan pada tahap ini bertambah, penyalur pun ditambah.
Masuk CV Karya Putra Bangil. Namun harga paketnya per penerima masih sama, senilai Rp250 ribu. Paket tersebut berisi beras 10 kilogram, sarden, kerupuk, kue kering, satu kilogram minyak goreng, gula, sabun cair, dan sabun batangan.
Penelusuran IDN Times menemukan ada sejumlah mala dalam program JPS Kota Mataram 2020 ini. Di antaranya pengadaannya tak ada dalam SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) yang dikelola Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Mataram (lpse.mataramkota.go.id).
Juga tak ada di LPSE Provinsi NTB dan pusat.
Padahal, sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) ini tidak saja dimaksudkan untuk mendukung proses pengadaan barang atau jasa yang lebih efisien dan efektif, namun juga transparan serta akuntabel.
Soal Pemkot Mataram yang kurang transparan juga sempat mengganjal penelusuran IDN Times ketika mencari dokumen perusahaan. Dicoba melalui berbagai saluran, termasuk meminta langsung kepada Kepala Dinas Sosial Baiq Asnayati, dokumen tersebut tak juga didapat. Upaya terakhir, yakni mengikuti prosedur untuk mendapatkannya melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Dinas Kominfotik Kota Mataram, juga mental.
“Kewenangan CV ada di Dinas Sosial, karena dia yang punya program,” ujar salah satu pegawai PPID Kota Mataram.
Profil perusahaan baru diperoleh atas petunjuk Indonesia Corruption Watch (ICW). Di laman resmi Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (https://siki.pu.go.id/) yang diakses pada 5 Desember 2021 disebutkan, perusahaan yang menjadi rekanan dalam program JPS ternyata perusahaan yang biasa membikin jembatan, mengurus besi, dan mengecor jalan.
CV Bangil Persada, misalnya, terdaftar sebagai penyedia jasa pelaksana untuk konstruksi bangunan pendidikan dan gedung lainnya.
Sama halnya dengan CV Ujung Langit, pada laman SIKI PU memiliki klasifikasi empat bidang usaha, yaitu jasa pelaksana untuk konstruksi bangunan gedung lainnya, jasa pelaksana untuk konstruksi saluran air, pelabuhan, dam, dan prasarana sumber daya air lainnya, jasa pelaksana konstruksi instalasi pengolahan air minum dan air limbah serta bangunan pengolahan sampah, dan jasa pelaksana untuk konstruksi jalan raya (kecuali jalan layang), jalan, rel kereta api, dan landas pacu bandara.
Masih menurut SIKI PU, Direktur CV Ujung Langit adalah Irma Erpiana, Direktur CV Bangil Persada adalah Yosi Jorghi, dan Direktur CV Niaga Jaya Mandiri adalah Suryo Buwono. Satu CV lainnya, CV Surya Jaya Mandiri Putra, belum diketahui nama pemiliknya.
Nah, dalam data Ujung Langit di SIKI PU, selain nama Irma Erpiana, ada nama Khairul Anwar.
Khairul adalah suami Irma dan adik Ahyar Abduh, Wali Kota Mataram ketika program bantuan JPS ini dijalankan.
Informasi soal pemilik Ujung Langit ini klop dengan cerita seorang sumber yang pernah bekerja di perusahaan itu. Dia menyebutkan keterkaitan mantan direktur di perusahaannya dengan mantan Wali Kota Mataram.