Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem selama arus mudik lebaran di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). BMKG memprediksi potensi hujan lebat dan angin kencang dalam sepekan ke depan.

Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Satria Topan Primadi, Kamis (20/3/2025) menjelaskan saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim, dari musim penghujan ke musim kemarau atau masyarakat mengenalnya dengan pancaroba. Wilayah NTB sendiri diprediksi akan mulai memasuki awal musim kemarau pada bulan April dasarian I hingga bulan Mei dasarian I 2025.

1. BMKG beberkan pemicu cuaca ekstrem di NTB

Gelombang tinggi disertai angin kencang di pantai selatan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, kata Topan, terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB. Antara lain aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby dan Madden Julian Ocilation (MJO).

Kemudian adanya sirkulasi siklonik akibat gangguan tropis di Laut Timor dan Teluk Carpentaria yang membentuk perlambatan kecepatan angin dan pertemuan angin (konvergensi) di sekitar wilayah NTB.

Selanjutnya, kelembapan udara yang cenderung basah dan labilitas atmosfer kuat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan secara signifikan hingga akhir Maret 2025.

"Selain peningkatan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah NTB juga berpeluang terjadi sepekan ke depan," kata Topan.

Dia menambahkan tinggi gelombang di perairan NTB berada pada kategori sedang hingga tinggi yaitu 1.25 – 4 meter. Serta potensi banjir pesisir atau rob juga berpeluang terjadi hingga awal April 2025.

2. Potensi cuaca saat lebaran 2025

Ilustrasi ombak di pesisir pantai Ampenan Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dengan masih aktifnya gelombang atmosfer dan kondisi kelembapan udara yang cukup basah di wilayah NTB mengakibatkan potensi hujan masih berpeluang terjadi pada saat lebaran 2025. Namun, kata dia, intensitasnya sudah tidak semasif pada periode arus mudik lebaran 2025.

Untuk itu, BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok mengimbau masyarakat dan stakeholder terkait agar waspada terhadap potensi bencana yang dapat ditimbulkan. Seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, puting beliung, petir, pohon tumbang, baliho roboh, dan berkurangnya jarak pandang.

Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir supaya waspada tinggi gelombang yang mencapai di atas 2 meter.

Tinggi gelombang di atas 2 meter diorediksi di Selat Lombok bagian Utara dan Selatan, Selat Alas bagian Selatan, Perairan Utara NTB, Perairan Selatan NTB, Perairan Selatan Sumbawa, dan Samudera Hindia Selatan NTB.

3. Memastikan infrastruktur sumber daya air siap menghadapi curah hujan tinggi

Ilustrasi gelombang tinggi menerjang wilayah pesisir Pantai Ampenan Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada pemerintah dan instansi terkait. Diantaranya, memastikan infrastruktur dan tata kelola sumber daya air siap menghadapi curah hujan tinggi. Kemudian menjaga kebersihan lingkungan, menghindari membuang sampah sembarangan dan penebangan liar.

Pemerintah juga diminta memangkas dahan pohon yang rapuh serta memperkuat tiang agar tidak roboh diterpa angin. Kepada masyarakat diimbau menjauh dari area rawan bencana dengan radius aman, menggencarkan sosialisasi mitigasi bencana hidrometeorologi, meningkatkan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait untuk kesiapsiagaan.

"Pantau informasi cuaca BMKG secara berkala, terutama peringatan dini tiap kecamatan. Perhatikan informasi meteorologi penerbangan demi keselamatan take off dan landing pesawat," ujarnya.

Editorial Team