Bantu Penanganan Stunting, PNM Tangani 7.000 Anak Prasejahtera (IDN Times/Istimewa)
Makripuddin menyebutkan banyak faktor yang menyebabkan naiknya angka stunting di NTB tahun 2024. Seperti jumlah remaja dan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah tidak mencapai target.
Kemudian anak yang masuk kategori miskin ekstrem, dari 10 orang, tiga orang di antaranya mengalami stunting. Selain itu, masih tingginya angka pernikahan dini di NTB.
"Kemudian operasional di lapangan juga perlu kita dorong. Karena kelihatannya BOKB (Biaya Operasional Keluarga Berencana) itu belum optimal dipergunakan untuk operasional stunting. Karena dana operasional stunting itu hampir seluruhnya dari BOKB," tuturnya.
Dia mengungkapkan pada Juni tahun lalu, realisasi BPKB di bawah 10 persen. Sedangkan tahun ini baru mencapai 3 persen. Realisasi BOKB biasanya tinggi pada akhir tahun. Padahal, dana BOKB harus direalisasikan setiap bulan baru akan efektif mencegah stunting.
"Perlu digerakkan gerakan Bhakti Stunting yang dilakukan pada 2023. Kami akan koordinasi dengan pak Sekda NTB dan Tim Percepatan Penanganan Stunting, kita coba evaluasi dan mengambil langkah-langkah," tandas Makripuddin.