Regu penolong dari tim medis Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (Unnes) diperbantukan di lokasi bencana alam Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. (IDN Times/Dok Humas Unnes)
Namun secara personal, dr. Eko mengatakan bahwa dia pernah dikirim ke Vanuatu untuk membantu penanganan korban gempa pada akhir 2024 lalu. Selain ke luar negeri, dr. Eko juga mengatakan pernah dikirim bertugas ke sejumlah daerah bencana di Indonesia.
Dia mengatakan tim medis NTB harus sering ikut terlibat dalam penanganan korban di daerah bencana. Sehingga tim medis NTB semakin berpengalaman, tidak hanya di lintasan sirkuit tetapi juga di daerah bencana.
"Jelas di daerah bencana lebih sulit. Seperti di Aceh tantangannya jalan putus. Bertugas di daerah bencana lebih kompleks tantangannya dibandingkan bencana Gempa Lombok 2028. Karena akses jalan putus dan berlumpur di sana," terangnya.
BNPB melaporkan update jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang kembali bertambah. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan hingga Sabtu (20/12/2025), total korban tewas tercatat mencapai 1.090 jiwa, bertambah 19 orang dibandingkan data sehari sebelumnya.
Operasi pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan secara terbatas di sejumlah sektor terdampak. Di Aceh, upaya SAR dioptimalkan di enam kabupaten, sementara di Sumatra Utara difokuskan pada empat sektor dan di Sumatra Barat pada lima sektor, dengan prioritas memastikan tidak ada lagi korban yang tertimbun di kawasan permukiman dan wilayah terdampak.