Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pelajar dan mahasiswa berburu beasiswa luar negeri. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi pelajar dan mahasiswa berburu beasiswa luar negeri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Beasiswa luar negeri yang menjadi program unggulan Gubernur NTB periode 2018-2023 Zulkieflimansyah dievaluasi di masa kepemimpinan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Program beasiswa luar negeri tersebut, rencananya tidak lagi ditangani di Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB.

Kepala Brida NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan program beasiswa NTB ke luar negeri sedang dilakukan evaluasi. Evaluasi itu untuk mencari tempat yang cocok menangani program tersebut.

Lalu, apakah mau disetop? jawabannya adalah tidak. Pemprov NTB hanya ingin mencari tempat yang lebih sesuai dengan program tersebut.

"Karena menurut saya, memang uraian tugas dan fungsi Brida, tidak ada untuk (program) beasiswa," kata Aryadi di Mataram, Rabu (21/5/2025).

1. Program beasiswa luar negeri akan tetap berlanjut?

Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Aryadi mengungkapkan bahwa Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal akan melanjutkan program beasiswa luar negeri. Tetapi harus dipastikan tuntas pengelolaannya. Apakah nantinya akan dibentuk lembaga khusus yang menangani program beasiswa NTB.

"Nanti akan ada penataan oleh pemerintah daerah. Tugas saya sekarang adalah mengawal mahasiswa yang selesai masa studi tahun 2025 ini," jelas Aryadi.

Mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB ini mengatakan kepada Gubernur Iqbal bahwa program beasiswa NTB perlu dievaluasi. Terkait OPD atau lembaga yang mengelola program beasiswa, mekanisme dan pola rekrutmen calon mahasiswa yang akan menerima beasiswa NTB.

"Kalau semua kita bantu tidak apa-apa. Tetapi kalau hanya terbatas, harus ada afirmasi tentang SOP seleksi atau penerimaan, berapa kemampuan keuangan daerah. Kalau orang miskin, mungkin di Dinas Sosial atau Dinas Pendidikan, atau Biro Kesra. Kalau beasiswa untuk peneliti, boleh di Brida NTB," tutur mantan Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) Inspektorat NTB ini.

2. Bukan urusan wajib

ilustrasi pelajar remaja (pexels.com/cottonbro studio)

Dia mengatakan urusan pendidikan tinggi bukan menjadi urusan wajib Pemprov NTB. Apalagi program beasiswa S1, S2 dan S3. Tetapi pendidikan tinggi adalah urusan tambahan. Dijelaskan, bahwa memang ada tugas Pemprov NTB untuk membantu warganya untuk melanjutkan pendidikan tinggi, tetapi sifatnya dalam bentuk bantuan.

Karena di sisi yang lain, masih banyak siswa jenjang pendidikan menengah yang perlu menjadi atensi karena buta huruf dan putus sekolah. Pendidikan dasar dan menengah menjadi urusan wajib pemerintah daerah.

"Kalau kita ingin ada kebijakan untuk beasiswa bantuan pendidikan tinggi ke luar negeri, itu sifat bantuan yang secara terpilih. Tidak semua warga kita yang ingin kuliah di luar negeri bisa kita bantu. Artinya ada prioritas, ada afirmasi," jelasnya.

3. Pengelolaan program beasiswa langsung di bawah gubernur

Ilustrasi pelajar dan mahasiswa berburu beasiswa luar negeri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Karena bersifat afirmasi, kata Aryadi, seharusnya program beasiswa langsung di bawah gubernur. Sementara pengelolaannya di Sekretariat Daerah Provinsi NTB.

"Ini kajian saya dari segi hukum. Karena tidak semua orang mendapatkan beasiswa," katanya.

Menurutnya, calon mahasiswa yang mendapatkan beasiswa diprioritaskan kepada siswa kurang mampu secara ekonomi tetapi mereka berprestasi. Pemda hadir untuk memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Plt Kepala Brida NTB sebelumnya, Lalu Suryadi menyebut sebanyak 120 mahasiswa penerima Beasiswa NTB era Gubernur Zul belum menuntaskan kuliahnya di luar negeri. Biaya kuliah bagi ratusan mahasiswa NTB di luar negeri itu masih menjadi beban pada APBD 2025.

Suryadi menyebut dibutuhkan anggaran sebesar Rp2 miliar pada APBD 2025 untuk menuntaskan studi ratusan mahasiswa NTB tersebut. Total anak muda NTB yang dikirim kuliah ke luar negeri pada 2018-2023 lewat program Beasiswa NTB sekitar 700 orang.

Mereka kuliah S1,S2 dan S3 di sejumlah negara seperti Polandia, Cina, Rusia dan Malaysia. Sedangkan secara keseluruhan jumlah mahasiswa yang mendapatkan Beasiswa NTB sekitar 7.000 orang termasuk yang menerima beasiswa di dalam negeri.

Editorial Team