Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat menjelaskan pengambilan sumpah kepada S dilakukan agar publik dapat melihat secara lebih jernih persoalan yang membuat gaduh di tengah masyarakat tersebut. Selain pengungkapan kasus dari sisi formal atau hukum, pihaknya berupaya untuk memberikan perspektif dari sisi kerohanian.
"Saya selaku Ketua DPD PDIP NTB yang bergama Islam dan kebetulan yang menjadi tertuduh ini juga orang Islam, maka saya yakinkan diri saya sebagai orang Islam dan ketua DPD, dengan cara saya melalui agama yang saya yakini dengan sumpah di bawah Al-Qur'an, baru saya percaya," kata Rachmat.
Anggota DPR RI ini menegaskan pihaknya siap pasang badan terhadap nasib kadernya. Apalagi jika sampai terbukti tuduhan yang diberikan kepada kadernya tersebut ternyata tidak benar. Rachmat meminta, seluruh pihak yang berusaha merendahkan kader PDIP secara personal dan partai agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Apabila kadernya tidak bersalah maka harus diangkat derajatnya. Rachmat mengulang seruan yang sering disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri yaitu Satyam Eva Jayate. Artinya, kebenaran pasti akan berjaya dan akan menang.
"Itu pegangan partai, pegangan kader. Jadi jangan coba-coba berbuat salah, siapapun dia, termasuk saya. Gak ada toleransi, tapi kalau benar, kita bela sampai di mana pun. Oleh karena itu, kita minta hukum ditegakkan, maka kita menganut asas praduga tak bersalah," ucap Rachmat.