Ilustrasi kredit (IDN Times/Istimewa)
Fauzi menambahkan pada September 2023, inflasi NTB tercatat 0,46 persen month to month (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang disumbang oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau seiring dengan peningkatan harga pada beberapa komoditas.
Secara tahunan, inflasi NTB terpantau sebesar 2,29 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,84 persen (yoy). Menurutnya, terkendalinya tekanan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi yang secara konsisten dilakukan melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Fauzi juga menyebut kinerja perbankan di NTB pada triwulan III 2023 meningkat dari triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja perbankan di NTB tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 8,33 persen (yoy). Pertumbuhan penyakuran kredit lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2023 sebesar 0,49 persen (yoy).
Ia menyebut penyaluran seluruh jenis kredit yang tumbuh terakselerasi, termasuk kredit investasi yang telah kembali tumbuh positif setelah sebelumnya sempat mengalami kontraksi pada triwulan II 2023. Secara sektoral, peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit ditopang oleh kredit pertambangan yang telah kembali tumbuh positif sebesar 2,42 persen yoy.
Serta kredit pertanian dan kredit perdagangan yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 18,96 persen (yoy) dan 9,94 persen (yoy). Sejalan dengan itu, kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 0,78 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi. Total nominal kredit perbankan di NTB mencapai Rp83,37 triliun, sedangkan DPK sebesar Rp41,41 triliun.