Australia-MDMC Perkuat Ketangguhan Masyarakat NTB Hadapi Bencana

Mataram, IDN Times - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pengurus Pusat Muhammadiyah, melalui program Siap Siaga mengimplementasikan program 'Karang Tangguh' di kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Siap Siaga adalah program kemitraan antara Australia dan Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat ketangguhan bencana di Indonesia dan Kawasan Indo-Pasifik.
Program Manager Karang Tangguh, Priyo A. Sancoyo menjelaskan program yang dilakukan di Lombok Utara dan Lombok Tengah sebagai langkah kerja kolaborasi dan partisipasi berbagai pihak dalam kegiatan pengurangan risiko bencana di desa. Program Karang Tangguh bekerja sama dengan Siap Siaga pada kurun waktu Oktober 2023 hingga November 2024.
"Melalui kegiatan learning event ini sebagai wadah untuk mendesiminasikan praktik baik program ketangguhan desa, kami berharap masyarakat NTB semakin siap menghadapi potensi bencana," kata Priyo di Mataram, Kamis (7/11/2024).
1. Masyarakat tangguh kunci meminimalkan dampak bencana

Priyo menjelaskan program Karang Tangguh di NTB menghasilkan beragam produk pengetahuan, yaitu Panduan Karang Tangguh, Buku Saku Perencanaan dan Penganggaran APB Desa Berbasis Pengurangan Risiko Bencana, Komik Pengurangan Risiko Bencana, Panduan Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat.
"Masyarakat yang tangguh adalah kunci dalam upaya kita untuk meminimalkan dampak bencana," katanya.
Adapun praktik baik dalam program Karang Tangguh yang telah dilaksanakan meliputi pelatihan identifikasi risiko bencana, rangkaian geladi bencana, pemberdayaan sumber daya lokal, pembentukan tim/relawan siaga bencana, dan diseminasi edukasi.
2. Jadi percontohan di Indonesia

Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan mengatakan program Karang Tangguh di NTB dapat menjadi model percontohan yang dapat diadopsi oleh wilayah-wilayah rawan bencana lainnya di Indonesia.
Dia mengatakan kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat yang berkomitmen untuk melindungi diri dan sesama.
Budi menjelaskan program Karang Tangguh untuk memperkuat kapasitas masyarakat agar tangguh dalam menghadapi potensi bencana. Dia menyebut ada lima desa yang menjadi sasaran program Karang Tangguh di Lombok Tengah dan Lombok Utara, salah satunya Desa Adat Sade.
"Dari beberapa cerita saya ketemu dengan kepala desa. Dari lima desa, Desa Sade mempunyai heritage cagar budaya luar biasa. Kita lihat di sana ada ancaman potensi kebakaran. Kelima desa mempunyai ancaman bencana yang berbeda," terangnya.
Simon Flores dari Kedutaan Australia menjelaskan alasan pihaknya bekerja sama dalam penanggulangan bencana di Indonesia khususnya NTB. Selain memberikan bantuan, Australia juga belajar dari Indonesia dalam penanganan bencana.
"Karena banyak situasi yang sama, di Australia banyak bencana juga. Misalnya yang sama itu kebakaran hutan, kemudian banjir dan kekeringan. Itu tiga hal yang sama sehingga Australia juga mau belajar juga dari Indonesia," katanya.
3. Praktik baik dari NTB untuk membangun ketangguhan hadapi potensi bencana

Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo menyebutkan ada 53 ribu desa rawan bencana di Indonesia. di NTB sendiri, dari 1.000 desa baru 400 desa lebih yang sudah menjadi desa tangguh bencana. Menurutnya, perlu kerja sama antara BNPB dan Pemda agar seluruh desa di NTB bisa menjadi desa tangguh bencana.
Menurut Pangarso, ada beberapa praktik baik yang bisa diadopsi daerah lain dari NTB. Antara lain, Pemprov NTB telah membuat regulasi berupa Pergub No. 84 Tahun 2022. "Ini belum semua daerah punya Pergub bagaimana mendorong ketangguhan bencana. Sehingga nanti bisa kita dorong provinsi lain untuk membuat hal yang sama," ujar Pangarso.