Ilustrasi Kekeringan (pixabay.com/Seaq68)
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi menyebut setengah juta warga terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih. Dari 10 kabupaten/kota di provinsi NTB, hanya Kota Mataram yang tidak dilanda bencana kekeringan.
Sementara itu, 9 kabupaten/kota lainnya seperti Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan.
"Sembilan kabupaten/kota sudah tanggap darurat kekeringan. Kalau masyarakat yang terdampak sekitar 500 ribu jiwa pada puncak musim kemarau ini," kata Ahmadi.
Ahmadi mengatakan BPBD NTB banyak menerima permintaan droping air bersih dari masyarakat terdampak. Untuk itu, BPBD NTB mendistribusikan air bersih mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Dalam APBD Perubahan 2024, Pemprov NTB telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp350 juta untuk bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan. Anggaran sebesar itu hanya untuk bantuan sebanyak 1.000 mobil tangki air bersih.
Satu mobil tangki air bersih dengan kapasitas 5.000 liter. Diharapkan dapat membantu masyarakat yang mengalami krisis air bersih pada puncak musim kemarau ini. Selain krisis air bersih, bencana kekeringan yang melanda NTB menyebabkan potensi kebakaran hutan dan lahan semakin tinggi.