Ketua OIAA Cabang Indonesia TGB. M. Zainul Majdi. (dok. Istimewa)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Tuan Guru Bajang (TGB) M. Zainul Majdi mengatakan, kejadian di Ponpes Al Zaytun Indramayu Jawa Barat, menjadi pengingat bagi para orang tua yang hendak mengirim anaknya belajar ilmu pengetahuan, ilmu agama, dan wawasan kebangsaan. Supaya memilih ponpes yang jelas.
Maksudnya, ponpes harus jelas pendirinya, latar belakang pendirinya, latar belakang pendidikannya, pandangan keagamaan, kontribusi kemasyarakatan, dan pandangan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lembaga pendidikan harus jelas mengajarkan paham keagamaan seperti apa
"Termasuk bagaimana diajarkan penanaman nilai akidah, ritual ibadah, dan komitmen kebangsaan kepada NKRI," kata TGB.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia mengingatkan orang tua supaya jangan sampai menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan yang mengajarkan suatu sikap yang menentang atau tidak setia pada NKRI. Para orang tua tidak terpaku oleh fasilitas pendidikan yang mewah atau tergoda dengan bangunan mentereng. Karena pendidikan esensinya adalah penanaman nilai.
Pengajaran di Ponpes Al Zaytun Indramanyu disebut bertentangan dengan ajaran Islam termasuk dalam pengajaran akhlak. Di antara kontroversi yang ditunjukkan oleh Panji Gumilang adalah salam dengan bahasa Yahudi. Ponpes Al Zaytun pernah tersandung kasus menjadi pusat gerakan Negara Islam Indonesia (NII) pada 2011. Pondok pesantren dengan bangunan megah ini disebut tertutup dengan warga sekitar.
TGB beharap Kementerian Agama juga harus mengambil tindakan tegas. Tidak boleh ada lembaga mengatasnamakan pondok pesantren namun aktivitasnya menciptakan hal yang destruktif. Sedangkan publik diminta bersabar, karena ia yakin dalam waktu tidak terlalu lama akan mendapatkan kesimpulan dan penanganan komprehensif dari pemerintah.