TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siap Klarifikasi, Pj Gubernur NTB Mengaku Belum Terima Surat Bawaslu

Soal kehadiran Gita Ariadi pada undangan Partai Golkar

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi mengaku belum menerima surat panggilan dari Bawaslu NTB terkait permintaan klarifikasi dugaan pelanggaran netralitas ASN saat menghadiri undangan DPP Partai Golkar di Jakarta pada Sabtu (6/4/2024). Ia mengaku siap menghadiri panggilan Bawaslu NTB jika sudah menerima surat.

"Kapan panggilannya, belum saya terima. Nanti saya coba lihat, belum sampai meja saya suratnya. Kalau sudah terima suratnya saya siap memberi keterangan," kata Gita di Mataram, Selasa (23/4/2024).

1. Klaim tak ada pelanggaran netralitas sebagai ASN

Ilustrasi ASN. (dok. Istimewa)

Gita menegaskan tidak ada pelanggaran netralitas sebagai ASN buntut kehadirannya di DPP Partai Golkar. Ia mempertanyakan pihak yang menuding dirinya berpolitik praktis, apakah sebagai Pj Gubernur tidak boleh berbicara dengan partai politik.

"Saya pembina politik di daerah. Masa' saya haram bicara dengan partai politik. Mana saya berpihak sektarian? Yang tidak boleh itu berpihak sektarian," tegasnya.

Gita mengungkapkan bukan saja Golkar yang meminang dirinya untuk maju pada Pilgub NTB 2024. Tetapi ada sejumlah partai politik. Namun, saat ini, partai politik masih melakukan survei terkait calon kepala daerah yang akan diusung pada Pilgub NTB 2024.

Baca Juga: Gita Ariadi Ingatkan Deretan Tugas Penting Pj Bupati Lombok Barat

2. Siap mundur sebagai Pj Gubernur NTB

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi mengenakan baju kuning saat menghadiri undangan DPP Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (6/4/2024). (dok. Istimewa)

Gita mengungkapkan dirinya juga siap mundur sebagai Pj Gubernur NTB jika sudah ada keputusan dari partai politik. Dijelaskan, ada ketentuannya jika seseorang menjadi Pj Gubernur.

Begitu juga jika mundur sebagai Pj Gubernur. Ia menyebut kehadirannya di DPP Partai Golkar beberapa waktu lalu merupakan proses yang sangat awal bulan.

"Yang kemarin itu baru midang (penjajakan) pertama. Tentu ndak boleh midang pertama langsung GR (gede rasa) mau dinikahkan. Tetapi kalau sekian kali saya midang, pantang saya tidak ambil, saya curi dia," kata Gita.

Berita Terkini Lainnya