RSUD NTB akan Percepat Operasi Bayi Kembar Siam Asal Lombok Timur
Pemda siap tanggung biaya operasi bayi kembar siam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB akan segera melakukan operasi terhadap bayi kembar siam asal Desa Suangi Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Hal ini merespons permintaan orang tua bayi yang menginginkan anaknya segera dilakukan operasi pemisahan karena usianya sudah menginjak 8 bulan.
Direktur RSUD NTB dr. Lalu Herman Mahaputra menjelaskan sudah memangil dokter spesialis bedah anak, dr. Hananto yang menangani bayi tersebut. Namun, pihak RSUD NTB masih menunggu tim dari RSUD dr. Soetomo Surabaya yang melakukan asesmen terhadap bayi kabar siam tersebut.
Bayi tesebut sejak dilahirkan memiliki satu kepala, satu anggota badan utuh mulai dari kepala hingga kaki, namun pada anggota badan yang satu hanya memiliki sepasang bakal kaki dan sepasang bakal tangan tersebut.
"Prinsipnya, anak ini dalam kondisi baik, dalam waktu dekat kita lakukan tindakan pemisahan. Saya minta dipercepat (dioperasi). Secepatnya kita melakukan tindakan," kata Lalu Herman Mahaputra dikonfirmasi di Mataram, Kamis (20/7/2023).
Baca Juga: Mutasi Dokter RSUD Kota Mataram Jadi Pustakawan Jadi Perhatian Menkes
1. Operasi butuh waktu lama
Pria yang akrab disapa Dokter Jack ini mengatakan operasi bayi kembar siam tersebut akan melibatkan sejumlah dokter spesialis RSUD NTB bekerja sama dengan Tim RSUD dr. Soetomo Surabaya. Terdiri dari Dokter Spesialis Bedah Anak, Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Bedah Ortopaedi. Dokter Spesialis Anastesi, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Spesialis Bedah Plastik, Dokter Spesialis Urologi dan Dokter Spesialis Patologi Klinik
Secara kasat mata, bayi tersebut kelihatan seperti berkaki enam. Tetapi sebenarnya, bayi yang lahir pada 10 November 2022 di RSUD dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur itu merupakan bayi kembar siam (paracitic ischipagus conjoint twin). Bayi tesebut juga tak memiliki anus, sehingga dalam tindakan operasi nantinya butuh waktu cukup lama.
"Karena memang membuat anatomi seperti lubang anus dan sebagainya," terangnya.
Baca Juga: Pemerintah Bahas Subsidi Penerbangan Langsung Lombok - Australia