Ribuan Anak Obesitas, NTB Gencarkan Gerakan Aksi Bergizi
Obesitas menyebabkan penyakit hipertensi dan diabetes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan Provinsi Nusantara Barat (NTB) mencatat sebanyak 2.021 balita setempat yang mengalami persoalan obesitas di samping kasus stunting atau gizi buruk. Ini berdasarkan data dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Tahun 2022.
Persoalan yang tentunya bisa menjadi ancaman terwujudnya Generasi Emas 2045. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB melakukan penguatan upaya promotif dan preventif lewat Posyandu Keluarga dan Gerakan Aksi Bergizi.
"Kasus yang sudah terjadi tetap kita tangani tetapi promotif dan preventif dikedepankan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri M.M MARS dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Sabtu (15/7/2023).
Baca Juga: 2030, Perspebsi Prediksi 1 Dokter Bedah Saraf Layani 500.000 Penduduk
1. Anak penderita obesitas terbanyak di Lombok Tengah
Data Status Gizi Balita dalam e-PPGBM 2022, anak yang menderita obesitas terbanyak di Lombok Tengah, yaitu 436 anak. Kemudian disusul Lombok Timur 365 anak, Lombok Barat 317 anak, Kota Mataram 209 anak, dan Bima 174 anak.
Selanjutnya, Sumbawa 163 anak, Lombok Utara 111 anak, Kota Bima 98 anak, Dompu 90 anak, dan Sumbawa Barat 58 anak.
Fikri mengatakan, Posyandu Keluarga cukup efektif mendeteksi dini penyakit tidak menular (PTM) seperti obesitas pada anak. Penanganan anak yang menderita obesitas menjadi bagian penting dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.
"Ketika sudah melakukan intervensi lebih awal, ini juga menghindari generasi emas agar tidak mendapatkan penyakit tidak menular seperti obesitas di kemudian hari atau ketika dewasa," terangnya.
Penanganan stunting di NTB lewat merupakan investasi jangka panjang supaya pertumbuhan dan perkembangan psikomotorik anak-anak menjadi bagus serta mencegah penyakit obesitas ketika dewasa.
Melalui Posyandu Keluarga, data yang diperoleh by name by address sehingga intervensi yang dilakukan tepat sasaran. "Memberdayakan masyarakat untuk hidup mandiri dan sehat. Wadah Posyandu Keluarga luar biasa dan akan diteruskan. Bahkan menjadi konsep ini diambil Kementerian Kesehatan dalam bentuk Posyandu Prima," tuturnya.
Baca Juga: Heboh Jasa Sewa Pacar di Mataram, LPA Khawatir Mengarah ke Prostitusi