Pariwisata Gili Trawangan Sekarat, Hotel Tutup Imbas Krisis Air Bersih
Ratusan hotel dan restoran terdampak krisis bersih
Mataram, IDN Times - Pariwisata di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang terpuruk akibat krisis air bersih yang melanda Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tersebut. Layanan air bersih di Gili Trawangan dihentikan oleh PT Tiara Citra Nirwana (TCN) sejak Sabtu (22/6/2024).
Akibatnya, sejumlah hotel dan restoran menutup sementara operasional sejak Senin (24/6/2024). Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan menyebutkan, bahwa ada 435 akomodasi pariwisata di Gili Trawangan yang terdampak.
"Situasi saat ini sangat kritis. Sudah ada lima properti yang memutuskan untuk menutup operasional sementara," kata Kusnawan pada Selasa (25/6/2024).
1. Ratusan akomodasi terancam tutup
Kusnawan menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan hearing dengan DPRD Lombok Utara, namun belum ada solusi konkret. Jika tidak ada keputusan segera, 435 properti di Gili Trawangan akan menolak tamu karena tidak ada stok air bersih yang dapat digunakan di hotel.
"Keputusan untuk menutup sementara operasional hotel dan restoran adalah langkah untuk melindungi bisnis kami. Tidak ada gunanya menerima tamu tanpa air bersih, karena hal itu akan berdampak negatif pada ulasan wisatawan," jelas Kusnawan.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lombok Utara ini menyebutkan bahwa kerugian yang dialami pelaku wisata di Gili Trawangan mencapai Rp8,7 miliar per hari. Dengan asumsi satu wisatawan mengeluarkan biaya penginapan sebesar Rp3,5 juta dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan sebanyak 2.500 orang per hari.
"Kerugian ini hanya dari sektor akomodasi, belum termasuk transportasi. Biaya hotel per hari dikali jumlah wisatawan mencapai Rp8,7 miliar," terangnya.
Baca Juga: KPU NTB Sebar 14.885 Pantarlih, Jamin Hak Pilih Warga Ahmadiyah