TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Hujan di Musim Kemarau Pulau Lombok? Ini Penjelasan BMKG

Daftar daerah level awas dan waspada kekeringan di NTB

ilustrasi hujan gerimis (pexels.com/Khoa Võ)

Mataram, IDN Times - Beberapa hari terakhir, hujan mengguyur wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok. Padahal, saat ini wilayah NTB sedang dalam periode musim kemarau dengan potensi kekeringan meteorologis yang semakin meluas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok memberikan penjelasan terkait fenomena hujan yang terjadi di musim kemarau ini.

1. Anomali suhu muka laut di perairan utara NTB

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Ari Wibianto menjelaskan, bahwa hujan yang mengguyur Pulau Lombok di musim kemarau disebabkan oleh aktifnya gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

"Hujan beberapa hari ini di wilayah NTB, khususnya Pulau Lombok, disebabkan oleh aktifnya gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan," kata Ari kepada IDN Times, Senin (1/7/2024).

Ari juga menyebut bahwa nilai anomali suhu muka laut yang cukup signifikan di perairan utara NTB memungkinkan adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah NTB beberapa hari ke depan. Selain itu, faktor labilitas udara di wilayah NTB yang cukup tinggi serta kelembaban massa udara yang basah dari lapisan 850-500 hPa mendukung terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Pada periode musim kemarau seperti saat ini, Ari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan. Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bersifat lokal dan tiba-tiba.

"Masyarakat disarankan selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu sebelum beraktivitas," tambahnya.

Baca Juga: Bawaslu NTB Temukan Pantarlih Tak Datangi Rumah Pemilih saat Coklit

2. Kategori rendah 0-50

BMKG Stasiun Klimatologi NTB menjelaskan bahwa curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Juni 2024 secara umum berada dalam kategori rendah yaitu 0-50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III Juni 2024 di wilayah NTB umumnya didominasi kategori bawah normal.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Ni Made Adi Purwaningsih mengatakan, bahwa curah hujan tertinggi tercatat di pos hujan Lenek Duren, Kabupaten Lombok Timur, sebesar 78,5 mm/dasarian.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH), wilayah NTB umumnya bervariasi mulai dari kategori sangat pendek (1-5 hari tanpa hujan) hingga ekstrem panjang yaitu di atas 60 hari tanpa hujan. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima, sepanjang 69 hari.

Pada dasarian I Juli 2024 (1 – 10 Juli 2024), peluang curah hujan diprediksi sangat rendah. Potensi curah hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian diprediksi terjadi di sebagian kecil wilayah NTB, antara lain Kota Mataram, sebagian Kabupaten Lombok Barat bagian utara, sebagian Kabupaten Lombok Tengah, sebagian Kabupaten Sumbawa bagian selatan, serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Bima dengan probabilitas di bawah 70 persen.

Berita Terkini Lainnya