TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Buku Perpustakaan Jadul, Tingkat Literasi NTB di Bawah Nasional 

Masyarakat didorong akses buku di perpustakaan digital

Pengunjung Perpustakaan NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB Mahdi mengungkapkan tingkat literasi masyarakat di NTB masih rendah. Pada 2022, tingkat literasi masyarakat NTB sebesar 46 persen di bawah rata-rata nasional yang berada di atas 50 persen.

Salah satu penyebab rendahnya tingkat literasi di NTB karena koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan banyak yang sudah jadul. "Salah satu faktornya bukunya sudah jadul. Bukunya sudah terlalu lama. Sementara mereka membutuhkan buku yang baru," kata Mahdi dikonfirmasi di Mataram, Jumat (4/8/2023).

Baca Juga: Dewan Usulkan 3 Calon Penjabat Gubernur NTB, ini Pejabat yang Terkaya!

1. Targetkan tingkat literasi NTB naik menjadi 61 persen

Ilustrasi membaca. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pada 2023, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB menargetkan tingkat literasi masyarakat NTB meningkat menjadi 61 persen. Saat ini, kunjungan ke perpustakaan sekitar 500 orang per bulan. Seharusnya, jika melihat jumlah penduduk NTB yang mencapai 5 juta orang lebih, kunjungan ke perpustakaan bisa mencapai 3.000 sampai 5.000 orang per bulan atau 1 persen dari jumlah penduduk.

Ia menyebut pengunjung yang banyak datang ke perpustakaan didominasi mahasiswa dan pelajar. Sedangkan kunjungan masyarakat umum sangat sedikit karena mungkin akibat kesibukan.

"Kalau masyarakat umum mungkin hari libur dimanfaatkan. Makanya ke depan pelayanan kantor perpustakaan akan dibuka pada hari libur. Supaya masyarakat umum juga bisa membaca buku di perpustakaan," ujarnya.

2. Indikator tingkat literasi masyarakat

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Mahdi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mahdi mengatakan kebiasaan membaca yang masih kurang menjadi pemicu rendahnya tingkat literasi masyarakat NTB. Ada beberapa indikator yang digunakan untuk melihat tingkat literasi masyarakat, di antaranya jumlah buku yang dibaca dan kemampuan memahami buku yang dibaca.

"Indikatornya, kemampuan memahami buku yang telah dibaca. Kedua, bagaimana dia mampu mengaplikasikan apa yang dibaca. Di samping mampu memberikan motivasi kepada teman yang lain atau masyarakat meningkatkan minat bacanya," terang Mahdi.

Baca Juga: Pemprov NTB Tetapkan Biaya Pilgub 2024 Sebesar Rp160 Miliar

Berita Terkini Lainnya