TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Innalillahi, Ketua KPPS di Bima Meninggal karena Trauma Diancam

Sempat lari amankan kotak suara yang hendak dibakar

Foto Syamsurizal semasa hidup (Dok/Istimewa)

Bima, IDN Times - Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 07 di Desa Parado Rato Kecamatan Parado Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia. Pria bernama Syamsurizal yang berusia 24 tahun ini mengalami trauma berat dan akhirnya meninggal dunia dalam perawatan intensif Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima.

"Syamsurizal keponakan saya. Dia meninggal pada Jumat sore (23/2/2024) pekan kemarin sehari jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU)," ungkap Kepala Desa Parado Rato, M Saleh dihubungi IDN Times pada Selasa (27/2/2024).

1. Jatuh tersungkur saat bawa lari kotak surat suara

Tangkapan layar saat surat suara dibakar di salah satu TPS Desa Wane Kecamatan Parado Kabupaten Bima (Dok/Istimewa)

Saleh mengatakan, korban meninggal dunia akibat mengalami trauma berat karena diancam segerombolan warga pakai senjata tanam (sajam) yang hendak merusak logistik pemilu pada pemungutan surat suara Rabu malam (14/2/2024). Saat itu korban sempat berusaha kabur selamatkan diri sambil membawa lari satu kotak surat suara.

"Tidak lama lari keluar selamatkan diri dari dalam TPS, korban tiba-tiba jatuh tersungkur bersama kotak suara dalam kondisi tidak sadarkan diri," katanya.

Warga yang melihat kejadian tersebut lalu menggotong korban ke rumah masyarakat sekitar. Karena kondisinya semakin parah, selanjutnya dia dilarikan ke Puskesmas Parado untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca Juga: Puluhan Rumah dan Lahan Pertanian Warga di Bima Terendam Banjir

2. Saat dirawat, korban seperti orang ketakutan

Foto RSUD Kabupaten Bima (IDN Times/Juliadin)

Upaya pihak puskesmas untuk memulihkan kondisi anak dari pasangan suami istri (Pasutri) Ahmad-Safiah itu tak membuahkan hasil. Kondisi korban justru semakin parah, sehingga terpaksa harus dirujuk lebih lanjut ke RSUD Bima.

"Korban tidak terlalu lama ditangani di rumah puskesmas, karena kondisinya parah korban lalu dirujuk ke RSUD Bima," bebernya.

Selama ditangani di rumah sakit, korban terlihat seperti orang yang merasa ketakutan. Bahkan terkadang dia sampai berteriak meminta dan memohon agar tidak diganggu saat diperiksa oleh dokter.

"Dia kayak orang ketakutan, selalu berteriak meminta dan memohon tidak diganggu," terangnya.

Berita Terkini Lainnya