Musyafirin menambahkan pembangunan smelter akan paralel dengan pembangunan Bandara Kiantar di Kecamatan Poto Tano. Bandara ini juga akan dibangun oleh AMNT.
Dikatakan, lahan untuk lokasi pembangunan Bandara Kiantar sudah dibebaskan seluas 120 hektare. "Itu juga kita genjot supaya cepat. Pembangunannya paralel dengan pembangunan smelter. Karena ini kebutuhan untuk mendatangkan tenaga kerja dan lainnya," terang Musyafirin.
PT. Amman Mineral telah menandatangani kontrak pembangunan smelter yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co., Ltd. (NFC) dan PT. PIL Indonesia. Konstruksi pembangunan smelter milik PT.AMNT.
Smelter yang dibangun kapasitasnya lebih kecil dari rencana awal 1,3 juta ton per tahun menjadi 900 ribu ton per tahun. Nantinya, bukan hanya hasil tambang AMNT di Sumbawa Barat yang bisa diolah di smelter tersebut. Tetapi, hasil tambang dari PT. Sumbawa Timur Mining di Dompu bahkan luar NTB bisa diolah di sana. Pembangunan smelter AMNT ditargetkan rampung pada 2024 mendatang.