Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kakek Faris anak hilang 17 bulan Merok IDN Times/Ahmad Viqi

Lombok Tengah, IDN Times - Sejak dikabarkan hilang pada bulan September 2020 lalu, keluarga bocah usia 9 tahun yang hilang 1,5 tahun bernama Moh Faris Alga mengupayakan banyak cara. Selain melapor polisi, kakek Faris, Amak Merok (60) juga menyewa jasa paranormal atau dukun.

Amak Merok rela mengeluarkan uang sebesar Rp7 juta untuk membayar belasan dukun. Tujuannya cuma satu, yaitu menemukan Faris. Warga Dusun Selak Desa Kidang Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini terakhir kali mendatangi salah satu dukun dari Desa Pengembur, Kecamatan Praya Barat.

Dukun itu kemudian melakukan penerawangannya soal Faris yang hilang. Kakek Merok diberikan salah satu syarat untuk dilakukan. Kakek Merok kemudian melakukan hal itu untuk mengetahui apakah cucunya itu akan pulang kembali atau tidak.

1. Amak Merok sewa jasa 16 dukun

Faris kini telah pulang ke kediaman Merok IDN Times/Ahmad Viqi

Antara bulan November dan Desember tahun 2020 lalu, keberadaan Faris (9) tak kunjung diketahui pihak keluarga. Untuk sekadar mengetahui keberadaan Faris, pihak keluarga sempat meminta bantuan dukun atau paranormal.

"Sekitar 16 kali ke dukun. Ada yang di Lombok sendiri ada juga yang dari luar Lombok," ujar Amak Merok kepada IDN Times, Senin (10/1/2022) di kediamannya. 

Amak Merok juga harus memenuhi berbagai syarat yang berbeda dari tiap dukun. Menurutnya, syarat yang diberikan oleh 16 dukun dirasa cukup aneh dan tidak masuk akal. 

2. Pakai dukun Kalimantan

Ilustrasi dukun (yukepo.com)

Merok mengatakan, seluruh keluarga Faris sampai pihak Dusun Selak berbondong-bondong pergi mencari "syarat" ke beberapa dukun hanya untuk mengetahui keberadaan Faris. Bahkan, kata Merok, dia pernah meminta salah satu dukun asal Kalimantan untuk mencari tahu keberadaan Faris yang tak kunjung pulang selama 4 bulan waktu itu.

"Bahkan kita minta dukun dari Kalimantan. Kita transfer uang untuk ongkos ritualnya," kata Merok.

Kepala Dusun Selak Desa Kidang, Rahman juga mengaku untuk sekali ke dukun pihak keluarga Faris membayar dengan biaya beragam. Ada yang dibayar Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.

"Yang di Kalimantan itu saja kita dibantu tiga kali, sekali transfer itu Rp 200 ribu. Jadi totalnya Rp600 ribu. Kalau tidak berhasil kita pindah," kata Rahman. 

Untuk dukun di Lombok sendiri, ujar Rahman, hampir 10 dukun didatangi oleh kakek dan nenek Faris agar bisa menemukan keberadaannya. Dari dukun di Kota Praya hingga dukun di Lombok Utara dan Lombok Timur. 

"Ada di Bangket Parang. Kita disuruh ke salah satu Hotel di Lombok Timur dan ke Belanting dan Pringgasela Lombok Timur mencari Faris. Tapi apa, enggak ketemu," katanya.

3. Sempat diminta keliling Pasar Renteng Praya

Kepala Dusun Selak Rahman IDN Times/Ahmad Viqi

Dari belasan dukun yang didatangi keluarga Faris, salah satu dukun asal Desa Mujur Kecamatan Praya Timur sempat meminta syarat yang dinilai aneh oleh pihak keluarga.  Dukun itu, kata Rahman, meminta Kakek Merok keliling mencari Faris di Pasar Renteng Kota Praya Lombok Tengah.

"Kami bolak balik di pasar itu. Kami putar sana-sini tidak ketemu. Kami kontak terus dukunnya. Dia suruh kami ke Desa Wakul di depan Kantor Baru Bupati Lombok Tengah. Kami langsung ke sana," ujar Rahman yang ikut mencari saat itu. 

Meski begitu, keberadaan Faris pun tak kunjung ditemukan. Keluarga Merok pun semakin pasrah. Dari belasan dukun yang dikunjungi pihak keluarga menghabiskan sekitar dana Rp7 juta untuk biaya ongkos kendaraan dan biaya ritual.

4. Keluarga yakin Faris akan ditemukan

Faris dibawa pulang dua anggota Brimob ke rumah merok/dok. Humas Polsek Praya timur

Setalah berikhtiar, Merok pun tak kenal lelah mencari syarat untuk menemukan keberadaan cucunya itu. Bahkan pada awal tahun 2021 lalu, Merok kembali mendatangi salah satu dukun di Desa Pengembur Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah, NTB. 

"Kata dukun ini, pokoknya dia bilang, bahwa Faris tidak akan hilang selamanya. Pasti dia kembali," ujar Merok.

Si dukun sendiri pun memberikan satu syarat. Merok diminta menuliskan salah satu ayat Al-Qur'an sebagai aba-aba. Tulisan itu harus disimpan selama dua pekan di kamar Faris.

"Nah, kalau tulisan itu muter atau berbalik arah, si Faris tidak akan pulang. Kalau tidak muter atau berbalik arah, Faris pasti akan pulang," kata Merok.

Dengan penuh rasa optimistis menunggu kabar selama 17 bulan. Kabar penemuan Faris pun datang pada Kamis malam (6/1/2022) kemarin. Bahwa cucunya itu ditemukan bersama warga Desa Kidang bernama Narep (30) saat tidur di dekat Sirkuit Pertamina Mandalika.

Siswa kelas 3 SDN Peras Desa Kidang ini pun sempat membuat keluarganya pasrah karena tak kunjung pulang selama 17 bulan. Setelah mendapat telepon dari anggota Brimob yang sedang melakukan PAM di Sirkuit Pertamina Mandalika Brigadir Safi'i. Faris pun dibawa pulang ke kediaman Merok bersama Narep tepat pada Jumat malam (7/1/2022) kemarin dalam kondisi sehat.

Editorial Team